Qualcomm CEO: Intel Foundry Belum Siap, Tapi Punya Potensi Besar
CEO Qualcomm, Cristiano Amon, dalam wawancara dengan Bloomberg Tech menyatakan bahwa Intel Foundry saat ini belum menjadi pilihan yang cocok untuk kebutuhan perusahaan, meski ia melihat ada potensi besar pada teknologi node terbaru Intel.
Menurut Amon, node Intel 18A saat ini belum relevan untuk chip mobile berdaya rendah yang menjadi fokus utama Qualcomm. Ia menekankan perbedaan fundamental antara desain chip Qualcomm dan target pasar Intel:
“Kami mendesain semua chip dengan asumsi ada baterai di sisi lain, bukan listrik dari dinding,” ujar Amon, sambil menyinggung kolaborasi terbaru Qualcomm dengan BMW di sektor otomotif.
Qualcomm Tetap Andalkan TSMC dan Samsung
Untuk saat ini, Qualcomm masih mengandalkan TSMC dan Samsung, dua foundry yang sudah terbukti kuat dalam desain mobile SoC hemat daya. Kedua perusahaan ini memiliki pengalaman panjang dalam produksi chip smartphone yang menuntut efisiensi energi ekstrem.
Masa Depan Intel Foundry
Bagi Intel, fokus utama bukan hanya manufaktur chip mobile, melainkan juga node untuk solusi mid-range hingga high-power. Perhatian pelanggan kini banyak tertuju pada node 18A generasi lanjutan—termasuk 18A-P yang dijadwalkan meluncur pada 2026 dan 18A-PT pada 2028. Node-node ini, bersama dengan roadmap Intel 14A, dipandang sebagai titik balik untuk Intel Foundry agar dapat bersaing dengan TSMC dan Samsung.
Selain manufaktur, Intel juga menarik perhatian melalui layanan packaging canggih, yang menjadi nilai tambah di luar sekadar pembuatan wafer. Namun, untuk benar-benar memikat pelanggan besar seperti Qualcomm, Intel harus memastikan yield dan performa yang konsisten di node mutakhir.
Prospek Kolaborasi di Masa Depan
Meski saat ini Qualcomm belum memilih Intel Foundry, Amon menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka peluang:
“Intel bukan pilihan hari ini, tapi kami ingin Intel bisa menjadi opsi,” jelasnya.
Jika Intel berhasil menghadirkan node berdaya rendah dengan performa tinggi di tahun-tahun mendatang, kemungkinan besar Qualcomm akan mempertimbangkan kerja sama lebih jauh.
Sumber: Bloomberg