News

Node 2 nm Generasi Kedua Jadi Penentu Masa Depan Bisnis Foundry Samsung

Samsung tengah berada di titik krusial dalam persaingan teknologi semikonduktor, di mana keberhasilan atau kegagalan node 2 nm Gate-All-Around (GAA) generasi kedua akan menentukan arah masa depan divisi Samsung Foundry. Seperti yang terjadi pada Intel, mengembangkan node manufaktur terdepan tidaklah mudah—kecuali bagi TSMC yang sejauh ini masih mendominasi pasar.

Sebagai produk perdana dari node SF2 (2 nm generasi pertama), Samsung menargetkan SoC flagship Exynos 2600 sebagai uji coba internal. Namun, lebih dari itu, para calon klien eksternal kini menanti bukti konkret bahwa Samsung mampu mengubah pengembangan teknis ini menjadi proses manufaktur yang stabil, dapat diprediksi, dan menghasilkan yield tinggi. Hal ini menjadi penting mengingat node sebelumnya, SF3 (3 nm), dilaporkan menghadapi berbagai tantangan dalam produksi massal.

Fokus Beralih ke SF2P dan SF2P+

Untuk mempertahankan daya saing dan menarik kontrak berskala besar, Samsung tidak hanya bertumpu pada SF2. Saat ini, perusahaan juga sedang mengembangkan varian generasi kedua SF2P, serta mempersiapkan tindak lanjut dalam bentuk SF2P+. Kedua node lanjutan ini menjanjikan peningkatan kinerja, efisiensi daya, dan kepadatan transistor yang lebih tinggi—faktor penting dalam produksi chip AI dan perangkat mobile generasi selanjutnya.

Salah satu sinyal positif datang dari laporan yang menyebut adanya kesepakatan miliaran dolar untuk pasokan chip berbasis 2 nm, yang akan difokuskan pada aplikasi kecerdasan buatan (AI). Namun, keberhasilan komersial semacam ini hanya akan bermakna jika Samsung mampu memenuhi standar industri terkait stabilitas yield dan kapasitas produksi.

Reputasi Dipertaruhkan

Samsung menyadari bahwa masa depan bisnis foundry-nya sangat ditentukan oleh kematangan teknis dan keandalan manufaktur dari setiap iterasi node 2 nm. Ini sebabnya mereka mengembangkan beberapa generasi proses secara paralel, dengan harapan memenuhi permintaan jangka panjang dari klien industri yang membutuhkan wafer 2 nm.

Node SF2 pertama menjadi batu ujian awal—apakah bisa diskalakan dan diterapkan dalam produksi massal tanpa kendala besar. Namun reputasi dan daya saing jangka panjang akan sangat bergantung pada seberapa cepat dan sukses SF2P dan SF2P+ dapat diterapkan secara luas dengan stabilitas produksi yang konsisten.


Sumber: ZDNet Korea

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button