Samsung Pertimbangkan Hentikan Produksi SSD SATA di Tengah Krisis NAND Flash

Samsung dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menghentikan lini produksi SSD SATA III konsumen akibat semakin parahnya kelangkaan pasokan NAND flash di rantai suplai global. Informasi ini mencuat dari pembahasan internal industri yang menyebutkan bahwa Samsung mulai mengevaluasi ulang prioritas produksinya di tengah lonjakan permintaan dari sektor pusat data dan infrastruktur AI.
Sebagian besar pasokan NAND flash saat ini dialokasikan untuk pelanggan kelas atas seperti laboratorium AI dan hyperscaler, sehingga menyisakan ruang yang sangat terbatas bagi pasar konsumen dengan margin lebih rendah, termasuk pengguna PC, gamer, dan penggemar teknologi. Kondisi ini membuat produk SSD SATA reguler menjadi salah satu segmen yang paling terdampak.
SSD SATA Terancam, NVMe Masih Aman
Jika rencana ini benar-benar direalisasikan, dampaknya diperkirakan hanya akan menyasar SSD SATA III standar. Produk SSD M.2 PCIe NVMe milik Samsung yang selama ini menjadi favorit konsumen diperkirakan tidak akan terpengaruh, mengingat segmen tersebut masih memiliki permintaan tinggi dan nilai strategis yang lebih besar.
Selain itu, Samsung juga dilaporkan mulai mengalihkan sebagian lini produksi NAND flash di fasilitas Pyeongtaek dan Hwaseong untuk difokuskan pada produksi DRAM. Langkah ini sejalan dengan rencana pengoperasian Pyeongtaek Fab 4 (P4) yang disebut-sebut akan menjadi fasilitas khusus DRAM dengan proses manufaktur terbaru 1c.
Pergeseran Fokus ke DRAM
Sumber industri sebelumnya mengindikasikan bahwa Samsung semakin berhati-hati terhadap pasar NAND flash, sementara permintaan terhadap DRAM standar justru melonjak tajam. Pergeseran ini membuat NAND flash menjadi segmen yang kurang menarik secara bisnis, sehingga memperlambat pergerakan seluruh rantai pasok seiring menipisnya inventaris.
Ekspansi masif infrastruktur AI dalam waktu singkat telah menguras stok komponen di berbagai lini, termasuk NAND flash. Kondisi ini diperkirakan tidak akan membaik dalam waktu dekat dan bahkan berpotensi berlangsung selama beberapa tahun ke depan.
Harga NAND Melonjak Tajam
Tekanan pasokan tercermin jelas pada harga pasar. Harga NAND TLC 1 Terabit dilaporkan melonjak dari sekitar USD 4,80 pada Juli 2025 menjadi USD 10,70 pada November 2025, atau naik lebih dari 100 persen dalam waktu kurang dari enam bulan. Jenis NAND lain seperti MLC dan QLC juga mengalami kenaikan harga spot yang serupa.
Dampak ke Mitra dan Konsumen
Krisis ini tidak hanya berdampak pada Samsung, tetapi juga pada para pelanggannya. Transcend dilaporkan belum menerima pasokan NAND flash sejak Oktober, yang secara signifikan memengaruhi ketersediaan produk mereka di pasar. Perusahaan tersebut memperkirakan kondisi ini akan berlanjut selama tiga hingga lima bulan ke depan.
Konsumen diperkirakan akan menghadapi keterbatasan stok SSD sepanjang kuartal keempat 2025 hingga kuartal pertama 2026. Meski belum jelas kapan situasi akan mencapai puncaknya, tingkat inventaris saat ini disebut berada di level terendah dalam sejarah.








