Laporan: Alat AI Internal EA Justru Memperlambat Pengembangan Game, Meski Sudah Setahun Digunakan

Sementara Electronic Arts (EA) baru saja mengumumkan kemitraan besar dengan Stability AI untuk mengembangkan model dan alat kreatif berbasis AI, laporan terbaru dari Business Insider justru mengungkap sisi gelap dari penerapan AI di internal perusahaan.
Menurut beberapa sumber internal EA, alat bantu AI yang telah digunakan selama lebih dari setahun malah menambah beban kerja para pengembang, bukan menguranginya seperti yang dijanjikan.
⚙️ AI Internal EA Justru Menyebabkan “Overhead Kerja”
Beberapa karyawan EA yang berbicara secara anonim menyebutkan bahwa sistem AI internal sering menghasilkan kode yang salah atau tidak logis (hallucination), sehingga developer harus memperbaikinya secara manual.
Alih-alih mempercepat proses, hasil kerja AI tersebut justru menambah waktu debugging dan koreksi.
“Kami lebih sering memperbaiki hasil kerja AI daripada menggunakannya untuk membantu,” ujar salah satu pengembang yang dikutip Business Insider.
Masalah ini memperkuat kekhawatiran banyak pihak bahwa AI belum sepenuhnya siap menggantikan proses kreatif manusia dalam pembuatan game AAA.
🎨 Seniman EA Keberatan: Karya Digunakan untuk Melatih Model AI
Selain tim pengembang, para seniman EA juga menyuarakan kekhawatiran karena karya mereka digunakan sebagai data pelatihan AI internal.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan devaluasi karya seni manusia, karena model AI bisa mereplikasi gaya dan aset visual yang serupa — berpotensi menurunkan permintaan untuk pekerjaan artistik manual.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa kebijakan penggunaan karya internal untuk melatih AI tidak dikonsultasikan secara terbuka, memicu ketidakpuasan di kalangan karyawan kreatif.
🧩 PHK Massal dan Otomatisasi di Departemen QA
Business Insider juga melaporkan bahwa sekitar 100 karyawan di divisi Quality Assurance (QA) baru-baru ini diberhentikan.
Alasan internal yang dikutip: AI mampu meninjau dan meringkas laporan pengujian (tester feedback) secara otomatis.
Langkah ini memperlihatkan arah strategis EA di bawah kepemilikan barunya, yang dikabarkan ingin “memangkas biaya operasional secara signifikan dengan mengandalkan AI.”
🤝 Kemitraan dengan Stability AI: Harapan atau Tantangan Baru?
Terlepas dari permasalahan yang sedang dihadapi, EA tetap melangkah lebih jauh ke dunia AI.
Kemitraan dengan Stability AI, pembuat Stable Diffusion, disebut akan menghadirkan alat generatif baru untuk membuat PBR materials, 3D assets, hingga pre-visualization environments dengan prompt teks.
Namun, bagi banyak karyawan, langkah ini menimbulkan pertanyaan besar:
Apakah EA benar-benar ingin mempercepat kreativitas, atau hanya mengoptimalkan efisiensi dengan mengorbankan tenaga kerja manusia?
💡 Krafton Ikut Tren AI-First
Menambah konteks, Krafton, penerbit PUBG dan Subnautica, baru-baru ini mengumumkan rencana menjadi “AI-first company”, menginvestasikan $70 juta untuk membangun infrastruktur GPU guna memperkuat otomatisasi dan agentic AI.
Langkah serupa dari dua raksasa game ini menandai tren baru industri yang semakin bergantung pada AI, meski masih menyisakan pertanyaan besar soal dampaknya terhadap kreativitas dan pekerjaan manusia.
🧭 Kesimpulan
Meski EA menjanjikan bahwa kemitraan barunya dengan Stability AI akan “memperluas kemungkinan kreatif,” kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penerapan AI masih jauh dari sempurna.
Dari kode salah, pelatihan AI dengan karya internal tanpa izin eksplisit, hingga PHK akibat otomatisasi, masa depan kolaborasi manusia dan AI di industri game masih menjadi perdebatan besar.








