Mantan Karyawan Divonis 4 Tahun Penjara karena Pasang Kill Switch di Sistem Perusahaan
Seorang pengembang perangkat lunak dijatuhi hukuman 4 tahun penjara oleh pengadilan federal Amerika Serikat setelah terbukti menanamkan kill switch dalam sistem perusahaan tempatnya dulu bekerja. Aksi sabotase ini dilakukan setelah ia mengundurkan diri, yang menyebabkan kerusakan sistem TI skala besar dan kerugian finansial signifikan bagi perusahaan.
Tindakan Balas Dendam yang Terselubung
Terdakwa, yang sempat menjabat sebagai lead developer di perusahaan teknologi di wilayah AS, diketahui menyisipkan kode jahat tersembunyi sebelum mengakhiri masa kerjanya. Kode ini berfungsi sebagai kill switch—pemicu otomatis yang dapat mematikan sistem operasional perusahaan secara menyeluruh.
Beberapa minggu setelah ia meninggalkan pekerjaannya, sistem mulai mengalami gangguan besar. Investigasi internal menemukan bahwa kerusakan disebabkan oleh perintah yang tertanam secara tersembunyi di dalam kode produksi, yang baru aktif pada waktu tertentu atau saat kondisi tertentu terpenuhi.
Kerugian Operasional dan Keuangan
Akibat tindakan tersebut, perusahaan mengalami:
- Downtime sistem selama beberapa hari
- Gangguan layanan ke pelanggan
- Kehilangan data operasional
- Biaya tinggi untuk pemulihan dan audit sistem
Kerugian total ditaksir mencapai ratusan ribu dolar, termasuk kehilangan kepercayaan dari mitra bisnis dan pelanggan.
Proses Hukum dan Vonis
Setelah melalui penyelidikan forensik digital dan proses hukum, terdakwa terbukti secara sengaja menanamkan fungsi destruktif tersebut. Hakim federal menyatakan bahwa tindakan ini tergolong sebagai sabotase sistem informasi tingkat berat, dan menjatuhkan hukuman penjara selama 48 bulan, ditambah denda finansial dan kompensasi kerugian kepada korban.
Pesan Tegas untuk Dunia Teknologi
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa:
- Akses dan kontrol pengembang terhadap sistem harus dibatasi secara ketat
- Prosedur offboarding karyawan TI perlu dilengkapi dengan audit kode
- Perusahaan harus memiliki sistem deteksi dini terhadap aktivitas anomali dalam lingkungan pengembangan
Penegak hukum menyampaikan bahwa insiden ini juga menunjukkan ancaman dari dalam (insider threat) yang sering kali lebih berbahaya karena pelaku memiliki pengetahuan sistem yang mendalam.
Sumber: BleepingComputer








