Dua raksasa teknologi, Nvidia dan Foxconn, mengumumkan kolaborasi besar untuk membangun pusat superkomputer alias “pabrik AI” di Taiwan. Langkah ini menandai pergeseran Foxconn dari sekadar perakit perangkat elektronik menjadi pemain utama dalam ekosistem AI global.
Momen Penting di COMPUTEX 2025
Kerja sama strategis ini jadi sorotan di panggung COMPUTEX 2025 di Taipei, di mana Jensen Huang (CEO Nvidia) dan Young Liu (Chairman Foxconn) tampil bersama dalam sesi pagi 20 Mei 2025. Di forum tersebut, keduanya mengumumkan kolaborasi strategis membangun AI Factory superkomputer di Taiwan. Langkah ini memperkuat posisi Taiwan sebagai pusat perkembangan AI global, sekaligus menandai babak baru dalam relasi bisnis antara perusahaan pembuat chip terkemuka dan manufaktur elektronik terbesar dunia.
Foxconn melalui Young Liu menyatakan bahwa mereka ingin membangun infrastruktur komputasi masa depan untuk menunjang pertumbuhan AI, smart city, hingga industri manufaktur. Sementara Jensen Huang menegaskan bahwa dunia sedang memasuki era transformasi besar dan “AI is the new industrial revolution.”
Proyek AI Factory: Kolaborasi NVIDIA x Foxconn
Lewat anak perusahaannya, Big Innovation Company, Foxconn bekerjasama dengan NVIDIA Cloud Partner menyediakan infrastruktur AI mutakhir dengan 10.000 GPU Blackwell—generasi terbaru dari teknologi superkomputer NVIDIA.
Superkomputer ini mengandalkan:
- NVIDIA Blackwell Ultra systems
- GB300 NVL72 rack-scale solution
- NVIDIA NVLink
- NVIDIA Quantum InfiniBand
- NVIDIA Spectrum-X Ethernet networking
Infrastruktur ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah Taiwan melalui National Science and Technology Council untuk mendukung peneliti, startup, dan perusahaan seperti TSMC. TSMC sendiri sudah mengumumkan akan menggunakan AI Factory ini untuk mempercepat riset dan inovasi mereka.
Ada Relevansinya Buat Indonesia?
Walau proyek ini dibangun di Taiwan, ga ada salahnya kita berharap. Foxconn sendiri pernah menjajaki investasi besar di Indonesia pada 2022 lalu — nilainya bahkan disebut bisa tembus US$ 8 miliar. Fokusnya waktu itu memang ke kendaraan listrik, tapi melihat arah baru Foxconn yang makin condong ke AI, ada kemungkinan mereka bakal buka peluang untuk kolaborasi teknologi yang lebih dalam ke depan.
Kolaborasi ini bisa jadi indikator arah masa depan: bahwa negara-negara yang ingin menjadi pemain besar di AI harus mulai membangun infrastruktur serupa. Indonesia, dengan potensi SDM dan pasar digital yang besar dan bisa juga menjadi lokasi pusat data baru, atau bahkan jadi bagian dari distribusi ekosistem AI Asia. Tinggal gimana pemerintah dan pelaku industri kita bisa menangkap sinyal ini lebih cepat.
Foxconn dan NVIDIA sedang tidak main-main. Kolaborasi mereka bukan hanya soal bisnis, tapi membuka jalan bagi percepatan inovasi teknologi secara global. Dan COMPUTEX 2025 menjadi saksi awal dari babak baru ini.
sumber : nvidia.com ; detik.com
