Krisis Memori Semakin Parah: AMD & NVIDIA Pertimbangkan Pengurangan GPU, ASUS dan Vendor Lain Tunda Pengembangan Motherboard

Industri hardware PC kembali menghadapi tekanan besar menyusul lonjakan harga DRAM, NAND, dan NOR Flash yang terus meningkat sepanjang akhir 2025. Laporan terbaru dari media Korea dan Taiwan mengungkap bahwa produsen GPU seperti AMD dan NVIDIA kini mempertimbangkan langkah drastis, termasuk memangkas beberapa model kartu grafis kelas menengah dan high-end. Di saat yang sama, ASUS dan sejumlah vendor PC Taiwan lainnya dilaporkan menunda pengembangan motherboard baru karena biaya komponen yang meroket.
Korea Economic Daily menyebutkan bahwa biaya memori kini menyumbang porsi yang tidak biasa besar dari total ongkos produksi GPU. Hal ini membuat beberapa seri kartu grafis menjadi tidak ekonomis untuk diproduksi apabila harga DRAM dan GDDR6 terus merangkak naik.
Memory Shortage Memburuk: Harga Naik, Produksi Terganggu
Menurut laporan TrendForce, produsen komponen kini menghadapi dilema berat:
- DRAM naik hingga 60%
- NAND dan NOR Flash ikut melonjak
- Produsen memindahkan kapasitas wafer ke DDR5, HBM, dan chip AI
- DDR4 kian langka, mendekati titik krisis
WJ Capital Perspective bahkan memperkirakan kekurangan 70.000 wafer DDR4 pada akhir 2025, dan kondisi ini kemungkinan tidak pulih pada 2026. Kelangkaan DDR4 mengancam PC kantoran dan kelas entry-level yang masih sangat bergantung pada modul DDR4.
NOR Flash juga mengalami permintaan yang melonjak drastis, terutama akibat AI server. Sistem NVIDIA GB200 NVL72 dilaporkan memakai lebih dari US$600 NOR Flash per rak, dan angka ini bisa naik ke US$900 dalam dua tahun.
Motherboard dan Laptop Ikut Terpukul: Pengembangan Baru Ditunda
Commercial Times melaporkan bahwa vendor motherboard Taiwan—termasuk ASUS—serta ODM notebook telah:
- Menghentikan sementara pengembangan motherboard baru
- Menunda mass production beberapa model yang sudah direncanakan
- Mengkaji ulang konfigurasi RAM pada produk baru
- Fokus pada SKU dengan margin lebih rendah atau memori lebih sedikit
Hal ini dilakukan untuk menekan biaya di tengah melonjaknya harga memori. Jika kondisi tetap buruk, produsen diperkirakan akan:
- Mengurangi kapasitas memori default (misal dari 16 GB menjadi 8 GB)
- Menunda peluncuran produk
- Atau menaikkan harga secara agresif
Dampak untuk Konsumen: Harga PC Dipastikan Naik
Dengan mayoritas perangkat—PC, laptop, console, tablet, smartphone—kini menggunakan setidaknya 16 GB RAM, kenaikan harga memori berpotensi menyeret seluruh pasar.
Commercial Times memperkirakan bahwa memori saja bisa menambah biaya NT$3.000 (±US$96) untuk sebuah PC kantoran pada 2026. Ini belum termasuk kenaikan harga GPU, SSD, dan motherboard.
Kenaikan harga DRAM dan NAND bersamaan dengan permintaan AI yang melonjak berarti:
- PC rakitan akan menjadi jauh lebih mahal
- Harga GPU bisa naik dua kali—dari produksi dan dari retail
- Ketersediaan DDR4 semakin ketat
- GPU kelas menengah mungkin menghilang dari pasar
Situasi ini juga memperkuat laporan sebelumnya bahwa AMD berencana menaikkan harga GPU, dan Samsung menaikkan harga memori hingga 60%.
Kesimpulan
Kekurangan memori global menjadi krisis baru industri hardware PC. Dengan biaya DRAM, NAND, dan NOR yang naik bersamaan, produsen GPU mempertimbangkan pemangkasan model, sementara vendor motherboard menunda pengembangan produk baru. Jika kenaikan harga terus berlanjut, lonjakan harga PC, GPU, dan komponen lain pada 2026 tampaknya tak terhindarkan.








