Security

Raksasa Media Jepang Nikkei Umumkan Kebocoran Data Berdampak pada 17.000 Orang

Perusahaan media besar Jepang Nikkei Inc. mengonfirmasi bahwa platform komunikasi internal Slack mereka telah diretas, mengakibatkan kebocoran data pribadi lebih dari 17.000 karyawan dan mitra bisnis.


📰 Latar Belakang Perusahaan

Nikkei merupakan salah satu korporasi media terbesar di dunia, pemilik dari:

  • The Nikkei, surat kabar keuangan terbesar di dunia
  • Financial Times (FT), yang diakuisisi pada tahun 2015
    Selain itu, Nikkei memiliki lebih dari 40 anak perusahaan di bidang publikasi, penyiaran, event, layanan basis data, dan bisnis indeks pasar.
    Saat ini, perusahaan memiliki 37 biro redaksi internasional dan lebih dari 1.500 jurnalis global dengan 3,7 juta pelanggan digital berbayar.

💥 Kronologi Insiden

Dalam pernyataan resmi hari Selasa (4 November 2025), Nikkei menjelaskan bahwa penyerang memperoleh akses ke akun Slack internal dengan memanfaatkan kredensial autentikasi yang dicuri dari komputer karyawan yang terinfeksi malware.

Perusahaan mendeteksi insiden ini pada September 2025, dan segera menerapkan langkah mitigasi termasuk:

  • Penggantian kata sandi wajib untuk seluruh pengguna,
  • Pengetatan kebijakan keamanan internal, dan
  • Audit ulang akses sistem.

“Informasi yang mungkin terekspos mencakup nama, alamat email, dan riwayat percakapan dari 17.368 individu yang terdaftar di Slack,” ujar Nikkei.


⚖️ Implikasi Hukum dan Tanggung Jawab

Meskipun berskala besar, Nikkei menilai bahwa data yang bocor tidak termasuk kategori informasi pribadi yang wajib dilaporkan di bawah Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi Jepang (APPI).
Namun, perusahaan tetap melaporkan insiden ini secara sukarela kepada Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang, sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab publik.

“Tidak ada kebocoran informasi yang berkaitan dengan sumber berita atau aktivitas peliputan yang terkonfirmasi,” tegas Nikkei.
“Kami memandang insiden ini dengan sangat serius dan akan memperkuat pengelolaan informasi pribadi guna mencegah terulangnya kasus serupa.”


🔐 Data Jurnalistik Aman

Nikkei menegaskan bahwa data sumber berita dan materi peliputan tetap aman.
Seluruh informasi pribadi yang dikumpulkan untuk tujuan jurnalistik tidak terdampak oleh serangan ini.


🕵️ Rekam Jejak Insiden Keamanan Nikkei

Ini bukan pertama kalinya Nikkei menjadi target serangan siber:

  • Mei 2022: Anak perusahaan Nikkei di Singapura terkena serangan ransomware, memengaruhi server yang “kemungkinan berisi data pelanggan.”
  • September 2019: Nikkei America kehilangan sekitar $29 juta akibat serangan business email compromise (BEC), setelah seorang karyawan tertipu oleh pelaku yang menyamar sebagai eksekutif perusahaan.

🔎 Kesimpulan

Kebocoran data Slack ini menyoroti risiko keamanan siber yang dapat muncul dari malware pada perangkat individu, bahkan dalam perusahaan global dengan sistem komunikasi internal tertutup.
Nikkei berjanji untuk memperkuat kebijakan keamanan dan meningkatkan kesadaran keamanan digital di antara karyawan.


Sumber: Nikkei

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button