Security

Raksasa Periklanan Dentsu Ungkap Kebocoran Data di Anak Usaha Merkle

Jakarta — Perusahaan periklanan global asal Jepang, Dentsu Group, mengonfirmasi telah terjadi insiden kebocoran data yang menimpa anak usahanya di Amerika Serikat, Merkle, yang berdampak pada data staf dan klien.

Dalam pernyataannya, Dentsu menjelaskan bahwa aktivitas mencurigakan terdeteksi pada sebagian jaringan Merkle dan pihak perusahaan segera mematikan beberapa sistem secara preventif untuk menahan dampak insiden tersebut.

“Kami mendeteksi aktivitas abnormal di sebagian jaringan Merkle, perusahaan yang memimpin bidang Customer Experience Management (CXM) dalam bisnis luar negeri grup kami,” tulis Dentsu dalam pernyataan resminya.
“Kami segera mengaktifkan prosedur tanggap insiden, menonaktifkan sistem tertentu secara proaktif, dan mengambil langkah cepat untuk meminimalkan dampak.”


🔐 Data Staf dan Klien Terdampak

Menurut laporan DecisionMarketing, memo internal Dentsu menyebut bahwa data sensitif karyawan seperti nomor rekening bank, detail gaji, nomor asuransi nasional, dan kontak pribadi turut terekspos.

Seorang juru bicara Dentsu mengonfirmasi kepada BleepingComputer bahwa data benar-benar dicuri, dan pihaknya tengah memberi tahu individu dan organisasi yang terdampak.

“Peninjauan terhadap file yang diambil menunjukkan bahwa file tersebut berisi informasi terkait beberapa klien, pemasok, serta karyawan — baik yang masih aktif maupun mantan pegawai,” kata perwakilan Dentsu.
“Investigasi kami memastikan bahwa sejumlah file telah diambil dari jaringan Merkle.”

Meskipun begitu, Dentsu menegaskan bahwa sistem jaringan di Jepang tidak terdampak, walau insiden ini diperkirakan akan menimbulkan dampak finansial bagi perusahaan.


🌐 Tentang Merkle

Merkle adalah agensi pemasaran berbasis data dan pengalaman pelanggan (customer experience & data-driven marketing agency) yang beroperasi di kawasan Amerika Utara, EMEA, dan Asia Pasifik (APAC).
Perusahaan ini memiliki lebih dari 16.000 karyawan dan pendapatan tahunan mencapai USD 2 miliar.

Beberapa klien besar Merkle meliputi:
Nestlé, American Express, Intel, Microsoft, P&G, Cox, 7-Eleven, Burger King, Subway, J.P. Morgan, Diageo, Heineken, Hilton, dan Sanofi.


🧠 Investigasi Masih Berlangsung

Dentsu mengatakan bahwa pihaknya telah melibatkan tim tanggap insiden eksternal untuk membantu penyelidikan dan menilai sejauh mana dampak dari serangan ini.

Saat laporan ini dibuat, belum ada kelompok ransomware atau pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap Merkle.


⚠️ Implikasi dan Risiko

Insiden ini menambah panjang daftar serangan siber terhadap perusahaan besar di sektor periklanan dan pemasaran global.
Karena Merkle menangani data pelanggan berskala besar, termasuk data perilaku konsumen dan informasi keuangan perusahaan klien, kebocoran ini berpotensi memiliki dampak privasi yang signifikan.


🧩 Langkah Penanganan yang Diumumkan Dentsu

  1. Menonaktifkan sebagian sistem Merkle untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
  2. Melaporkan insiden ke otoritas terkait di negara terdampak sesuai dengan kewajiban hukum.
  3. Memberitahu semua individu dan klien yang datanya terpengaruh.
  4. Menggandeng pihak ketiga spesialis keamanan siber untuk melakukan forensik digital dan remediasi.

🔍 Kesimpulan

Kebocoran data di Merkle menjadi peringatan bagi industri periklanan global mengenai pentingnya keamanan siber di lingkungan multi-regional dan berbasis data besar.
Dentsu berkomitmen untuk terus memperkuat keamanan sistemnya, namun insiden ini menunjukkan bahwa bahkan organisasi berteknologi tinggi pun tidak kebal terhadap serangan siber yang canggih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button