Mantan Bos PlayStation Kritik Fokus Berlebihan pada Grafis: “Kita Sudah di Titik Pengembalian yang Menurun”

Dengan semakin santernya pembicaraan soal konsol generasi berikutnya, baik dari Sony maupun Microsoft, diskusi mengenai peningkatan performa dan kualitas grafis juga ikut memanas. Namun, Shuhei Yoshida, mantan presiden Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios, menilai bahwa industri gim sudah melewati titik di mana grafis menjadi faktor pembeda utama.
Dalam wawancaranya di FPS Podcast milik kanal YouTube Skill Up, Yoshida menegaskan bahwa peningkatan grafis kini memberikan manfaat yang semakin kecil dibanding peningkatan frame rate atau inovasi gameplay.
“Grafis Sudah Nyaris Tak Bisa Dibedakan”
Menurut Yoshida, perbedaan antara grafis dengan atau tanpa ray tracing kini sulit dibedakan oleh kebanyakan pemain — kecuali dibandingkan secara berdampingan.
“Grafik sudah hampir mencapai level di mana saya sendiri tidak bisa membedakan mana yang ray-traced dan mana yang tidak, kecuali dilihat secara berdampingan atau dalam frame rate lebih tinggi,” ujar Yoshida.
Ia menambahkan bahwa Sony sebaiknya lebih berfokus pada stabilitas frame rate tinggi ketimbang terus mengejar peningkatan fidelity visual semata.
Konsol generasi saat ini, seperti PlayStation 5 dan PS5 Pro, memang sudah menawarkan mode performa tinggi di banyak gim, tetapi biasanya harus mengorbankan resolusi atau detail grafis. Dengan peningkatan daya pemrosesan di generasi berikutnya, Yoshida berharap mode performa tersebut tak lagi harus menurunkan kualitas visual.
PS6 dan Strategi Generasi Baru Sony
Rumor terbaru menyebutkan bahwa peluncuran PlayStation 6 (PS6) kemungkinan akan dibarengi dengan perangkat portabel “PlayStation 6 Portable”, menandakan perubahan arah strategi yang lebih beragam.
Langkah ini, menurut Yoshida, menunjukkan visi inovatif manajemen baru Sony di bawah kepemimpinan Hideaki Nishino (47 tahun), yang diyakininya mampu mengarahkan PlayStation ke arah yang lebih adaptif dan berorientasi pada pengalaman pemain.
Dukungan untuk Industri Gim Indie Jepang
Selain membahas masa depan PlayStation, Yoshida juga menyinggung perkembangan pesat industri gim indie Jepang. Ia menilai bahwa banyak pengembang kecil kini lebih memilih berinovasi dalam mekanik permainan daripada mengejar grafis ultra-realistis.
Fenomena ini, menurut Yoshida, justru menunjukkan arah masa depan industri gim yang lebih sehat dan kreatif, di mana inovasi gameplay kembali menjadi pusat perhatian, bukan sekadar peningkatan teknis visual.
Kesimpulan
Pernyataan Yoshida menegaskan bahwa industri gim kini berada di titik “diminishing returns” terhadap grafis.
Fokus berikutnya bagi perusahaan besar seperti Sony bukan lagi sekadar mencapai realisme visual absolut, melainkan menghadirkan pengalaman bermain yang lebih halus, responsif, dan inovatif — baik di ruang tamu maupun di perangkat portabel.
Sumber: Shuhei Yoshida (via Skill Up on YouTube)








