Zombieland
Saat dunia dilanda wabah yang mengubah manusia menjadi mayat hidup atau zombie hanya ada beberapa orang saja yang berhasil selamat meski dengan cara yang tak mudah. Columbus (Jesse Eisenberg) dan Tallahassee (Woody Harrelson) adalah dua di antara para survivor itu.
Columbus sebenarnya adalah seorang penakut tapi kalau sudah menyangkut masalah hidup dan mati, tak ada pilihan lain selain bertahan dari gigitan para zombie ini. Tallahassee, di sisi lain, adalah seorang maniak yang sangat menikmati setiap detik dari pertempurannya melawan para zombie ini. Meski berbeda karakter namun kedua pembantai zombie ini kompak layaknya sepasukan tentara.
Saat menjelajah setiap wilayah dalam usaha mencari lokasi yang aman untuk mereka tinggali ini, kedua pejuang ini bertemu Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin) yang ternyata punya cara unik untuk bertahan hidup dari serbuan para mayat hidup. Walaupun awalnya keempat manusia ini memiliki pandangan yang berbeda dan sama-sama tak mau mengalah namun akhirnya mereka tetap harus memilih antara bersatu melawan para zombie atau jadi sasaran empuk para pemakan manusia ini.
Jangan salah sangka. Meski judul film ini ZOMBIELAND, film ini tidak bisa dibilang sepenuhnya sebagai film horor atau thriller. Malahan kalau mau jujur, sisi komedi dari film ini justru adalah titik tumpu sebenarnya dari film karya Ruben Fleischer ini. Tapi jangan terlalu kecewa karena unsur thriller masih tetap ada dan jelas lebih banyak karakter zombie daripada manusia dalam film ini.
Paul Wernick dan Rhett Reese sebagai penulis naskah tampaknya telah menimbang benar-benar antara sisi horor dan sisi humor dari film ini. Memang tak semua lelucon terdengar segar di telinga tapi setidaknya tidak terlalu basi juga. Sepertinya justru formula ini yang membuat film ZOMBIELAND ini jadi menarik. Suasana tegang terbangun dengan cukup baik sementara Woody Harrelson dan Jesse Eisenberg juga punya cukup ruang untuk menampilkan sisi konyol dari film ini.
Kalau unsur humor dan horor sudah cukup berimbang, justru penokohan yang terasa kurang terbagi rata. Paling tidak dua karakter pria dalam film ini mendapat porsi yang lebih besar dari para wanita. Sayang memang karena sebenarnya Emma Stone dan Abigail Breslin punya cukup kemampuan untuk tampil lebih.
Source: KapanLagi.com