Wall-E

Setelah beberapa minggu saya pengen nonton film ini, akhir nya hari ini saya kesampean juga untuk nonton… saya nonton di Cilandak Town Square 21….. wah asik deh.. dapat nya studio 1, alias studio yg gede.. jadi nonton nya juga nyaman banget 🙂 dari kualitas gambar filmnya, saya bisa bilang ini perfect lah buat film animasi 🙂 dan sayang nya, di film ini minim sekali komunikasi…jadi film ini dapat kita cerna melalui mimik muka dan gerak dari sang tokohnya….. ok.. berikut resensi film wall-e 🙂 Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini. Setelah 700 tahun, WALL-E (Benjamin Burtt) tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. WALL-E tak pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai suatu hari WALL-E bertemu EVE (Elissa Knight). EVE adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi.

Celakanya, WALL-E malah jatuh cinta pada EVE. Selama EVE berada di bumi, WALL-E berusaha untuk selalu melindungi EVE. WALL-E bahkan menunjukkan lokasi di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi. EVE yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput EVE. WALL-E yang terlanjur cinta pada EVE kemudian ikut menyusup ke pesawat yang seharusnya hanya membawa EVE itu. Pesawat itu kemudian membawa EVE dan WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi. Film animasi produksi Pixar ini mencoba mengusung ide yang sama dengan TOY STORY di mana benda mati bisa memiliki perasaan. Film ini jadi unik lantaran drama romantis ini dapat merangkul penonton baik anak-anak maupun orang dewasa.

Hal lain yang menarik adalah masalah pewarnaan. Bila film animasi biasanya menyuguhkan warna-warna yang cerah, maka film ini justru didominasi oleh warna kecoklatan. Namun justru di situ kelebihannya. Warna yang serba kecoklatan membawa kesan seolah kita berada di alam yang nyata namun di saat yang sama juga memberikan kesan asing. Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sang animator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah ‘berbicara’ dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka. WALL-E bisa jadi adalah salah satu film yang benar-benar bisa menghibur dalam artian yang sebenarnya. Orang dewasa tak harus malu saat menonton film ini tanpa membawa anak kecil karena film ini pun masih layak jadi konsumsi dewasa.

Ahman, yang dikenal dengan nama Ahmandonk, adalah seorang penggemar teknologi, pecinta perjalanan, dan kuliner dari Indonesia. Sejak muda, Ahman sudah tertarik dengan dunia komputer dan teknologi, yang ia bagikan melalui blog Ahmandonk.com dan saluran YouTube AhmandonkVLOG. Di blognya, Ahman sering membahas review teknologi, unboxing gadget, dan pengalaman dengan perangkat komputer, sementara di YouTube, ia berbagi vlog tentang petualangan kuliner, penerbangan, dan perjalanan. Melalui konten yang autentik dan menghibur, Ahman berusaha menginspirasi dan memberi informasi kepada audiensnya, sekaligus menunjukkan kecintaannya pada teknologi, eksplorasi, dan berbagi pengalaman.

4 Comments

  1. Man… ada satu komentar gua buat semua yang sudah lu tulis……. bukan hanya buat film wall-E aja…..
    Kayaknya lu dalam hal menulis kalau lu kembangkan, kayaknya lu bisa jadi seorang penulis loh……….
    kamu cukup detail dalam menceritakan resensi film yanglu tonton.. dan cukup membuat org yang membaca resensi lu jadi tertarik untuk nonton…… Jadi mungkin boleh tuh.. coba2 menulis buku atau tulisan ttg hal yang lu suka dan kirim ke majalah atau koran…. dan lama2 lu bisa menulis buku….. ini bagus buat elu….
    Boleh di coba man………….. !!!!

  2. Tapi kamu bagus dalam menggabungkan resensi itu dengan komentar kamu……. dan dengan komentar kamu maka semakin baguslah resensi yang kita baca……..jadi jangan merendah gitu dong………….hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *