The Contract
Ray Keene (John Cusack) tak pernah mengira kalau ia harus diburu sekelompok pembunuh bayaran. Awalnya Ray, seorang mantan polisi yang menjadi guru olahraga, hanya bermaksud untuk mengajak putranya Chris (Jamie Anderson) untuk berkemah. Ray ingin hubungannya dengan Chris lebih akur terlebih sejak kematian ibu Chris karena kanker.
Di saat yang hampir bersamaan, seorang pembunuh bayaran bernama Frank Carden (Morgan Freeman) ditugaskan untuk membunuh seorang jutawan. Celakanya Frank terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terlibat kecelakaan yang membuatnya tak sadar. Frank yang kemudian ditangkap oleh polisi setempat kemudian berhasil ‘lolos’ dari polisi ketika anak buahnya datang menolong saat Frank akan dipindahkan ke lokasi lain.
Sayangnya usaha ini tak sepenuhnya berhasil lantaran Frank malah terjatuh di dekat Ray dan Chris yang sedang dalam perjalanan menuju perkemahan. Ray yang merasa berkewajiban untuk menyerahkan Frank kembali ke pihak kepolisian mau tak mau harus berusaha selangkah lebih cepat dari anak buah Frank yang sedang berusaha mencari Frank
Tak seperti biasanya, film hasil arahan sutradara Bruce Beresford ini malah dirilis dalam format DVD dahulu sebelum masuk ke layar lebar. Ini cukup aneh bila mengingat ada dua nama besar, Morgan Freeman dan John Cusack, yang sebenarnya bisa jadi jaminan film ini bakalan laris.
Sebenarnya, film ini cukup bagus juga meski sama sekali tak mengusung ide baru. Jalan cerita yang kurang lebih sama sempat ditawarkan oleh film-film sebelumnya namun tentu saja tak sama persis dengan film ini. Untuk disebut sebuah ide cerita yang menarik, sepertinya juga kurang tepat lantaran akhir cerita sudah dapat diperkirakan ketika film baru setengah jalan.
Yang jadi tumpuan film ini mau tak mau adalah kemampuan akting Morgan Freeman dan John Cusack yang memang tak perlu lagi diragukan. Tampang dingin dengan nada bicara yang kadang terdengar sinis dari Morgan membuatnya pas memerankan tokoh pembunuh bayaran sementara tampang John Cusack yang kadang terlihat polos juga tak mengalami kesulitan memerankan Ray Keene. Malah bisa dibilang kedua bintang ini tak mengalami kesulitan apa pun dalam memerankan tokoh yang mereka perankan.
Sayangnya kekuatan yang ada ini jadi terasa sia-sia lantaran sang sutradara dan penulis naskah gagal membangun karakter yang kuat lewat dialog yang harus dibawakan baik Morgan maupun Cusack. Bisa dibilang kedua tokoh utama ini seolah hanya nama tanpa ada wujud yang nyata. Ini memang bukan kesalahan Morgan atau Cusack lantaran keduanya masih terikat pada naskah. Dan sampai di titik ini baik Morgan maupun Cusack sudah memberikan yang terbaik yang mereka mampu.
Secara umum, film ini sebenarnya tak terlalu buruk untuk dinikmati sebagai hiburan, namun dengan sedikit perbaikan pada naskah film ini bisa jadi akan lebih punya taring dan siap mengeruk keuntungan besar. Bisa jadi ini juga yang membuat film ini dilepas langsung ke format DVD.
About Author
Ahmandonk
Apa ada nya itu lebih baik dari ada apanya :) Back to Basic aja deh... biarlah orang yg menilai tentang diri saya.... dari pada saya menilai diri sendiri dengan melebih-lebihkan yang ada... Saya suka nongkrong di depan komputer setiap jam nya :D jadi jgn aneh kalo setiap ketemu ama sama saya, selalu ada komputer di samping :D hehehehe.... uda cinta mati kaya nya :P hehehe... Ehm... Nanti tau sendiri koq.... (^^') yang pasti saya bukan penjahat ;) hehehhe..... mmm.. tebak aja dech!! :D