Orphan

orphanSejak mengalami keguguran, kehidupan keluarga Kate Coleman (Vera Farmiga) dan John Coleman (Peter Sarsgaard)mulai mengalami masalah. Hubungan yang semula harmonis mulai sedikit guncang, apalagi ketika Kate mulai dihantui mimpi-mimpi buruk.

Keduanya lantas memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dengan harapan bisa memulihkan kondisi seperti semula. Segera saja keduanya mengunjungi sebuah panti asuhan untuk mencari kandidat anak yang bisa mereka adopsi. Saat tiba di sana, perhatian mereka tertuju pada seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang terlihat sangat lugu. Keduanya pun lantas memutuskan untuk mengadopsi anak bernama Esther (Isabelle Fuhrman) ini.

Sayang, Kate dan John tak tahu siapa sebenarnya Esther. Sejak kedatangan Esther, beberapa hal misterius mulai terjadi. Kate mulai curiga bahwa ini semuanya ada hubungannya dengan Esther, sayangnya tak ada yang percaya pada kata-kata Kate. Mereka mengira Kate hanya masih dihantui mimpi-mimpi buruknya.

Konsep thriller yang dibawa film berjudul singkat, ORPHAN, ini sebenarnya klasik. Film-film thriller jaman Alfred Hitchcock juga mengusung teknik yang sama. Tokoh utama yang seorang wanita sebenarnya sudah tahu ada yang tak beres dengan situasi yang ia hadapi namun di saat yang sama, posisinya tak menguntungkan sehingga semua orang mengira ia tak waras.

GOTHIKA yang dibintangi Halle Berry juga mengusung trik yang sama. Bedanya, ORPHAN ini terjebak pada obsesi untuk membuat suasana jadi sangat menegangkan sehingga banyak adegan ‘mengejutkan’ yang muncul di saat tak seharusnya. Terlalu banyaknya momen shocking ini malah membuat suasana tak lagi menegangkan karena trik ini jadi tak efektif lagi.

Secara visual, pewarnaan didukung dengan pemilihan lokasi yang cenderung membawa kesan ‘dingin’ sebenarnya sudah bagus. namun sekali lagi terlalu banyaknya ‘kejutan’ jadi membuat suguhan visual ini jadi terasa sia-sia. Padahal kalau saja Jaume Collet-Serra, sang sutradara, mau sedikit pelit soal yang satu ini, ORPHAN bisa jadi sebuah thriller yang sangat efektif.

Pemilihan pemeran pun cukup bagus. Vera Farmiga cukup efektif sebagai seorang wanita yang terlihat tak stabil dan ketakutan sementara Isabelle Fuhrman yang memerankan Esther pun cukup membuat bulu kuduk berdiri. Dari para tokoh inti ini, barangkali hanya Peter Sarsgaard yang kurang pas membawakan perannya.

Soal ide cerita, fresh barangkali bukan kata yang tepat. Ada kesan bahwa film ini terinspirasi beberapa film horor yang sudah beredar lebih dulu seperti THE OMEN misalnya. Kalaupun ada kejanggalan, mungkin pemilihan ending-nya saja yang kurang menggigit. Ada kesan ending film ini terlalu dipaksakan dan tak logis lagi.

Ahman, yang dikenal dengan nama Ahmandonk, adalah seorang penggemar teknologi, pecinta perjalanan, dan kuliner dari Indonesia. Sejak muda, Ahman sudah tertarik dengan dunia komputer dan teknologi, yang ia bagikan melalui blog Ahmandonk.com dan saluran YouTube AhmandonkVLOG. Di blognya, Ahman sering membahas review teknologi, unboxing gadget, dan pengalaman dengan perangkat komputer, sementara di YouTube, ia berbagi vlog tentang petualangan kuliner, penerbangan, dan perjalanan. Melalui konten yang autentik dan menghibur, Ahman berusaha menginspirasi dan memberi informasi kepada audiensnya, sekaligus menunjukkan kecintaannya pada teknologi, eksplorasi, dan berbagi pengalaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *