Formalin di Makanan Tak Berbahaya; Diurai Jadi CO2 dalam Waktu 1,5 Menit
JOGJA – Kandungan formalin pada bahan makanan ternyata tidak akan menimbulkan efek negatif bagi manusia. Termasuk kandungan formalin yang terdapat pada mie basah, ikan segar, tahu, dan ikan asin. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapatpada mie basah 20 mg/kg mie. Selain itu, formalin yang masuk ke tubuh manusia akan diurai dalam waktu 1,5 menit menjadi CO2.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma USD) Dr Yuswanto menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya pada tahun 2002, kandungan formalin pada mie basah di pasar Jogja sekitar 20 mg/kg mie. Kadar itu belum secara signifikan menimbulkan toksifikasi bagi tubuh manusia.
“Penelitian WHO menyebutkan kadar formalin baru akan menimbulkan toksifikasi atau pengaruh negatif jika mencapai 6 gram,” jelas Yuswanto saat dihubungi Radar Jogja, kemarin. Menurut Yuswanto, sebenarnya proses alam juga menghasilkan zat formalin yang selanjutnya terserap oleh sayur-sayuran, buah dan daging hewan.
Dikatakan, buah-buahan dan sayuran juga mengandung zat formalin sebagai hasil proses biologis alami. “Alam ini sebenarnya menghasilkan zat formalin yang diserap oleh tumbuhan dan hewan. Daging sapi mengandung formalin kira-kira 30 mg, dan kerang laut mengandung formalin 100 mg per kg. Tapi itu formalin yang dihasilkan dari proses alami,” katanya.
Bahkan, lanjut Yuswanto, para peternak sengaja membubuhkan formalin dalam makanan ternaknya. Makanan ternak diberi kandungan formalin sebesar 660 mg per kg. Tujuannya untuk membunuh bakteri. “Keberadaan formalin tidak mengakibatkan keracunan hewan ternak,” tambahnya.
Akan tetapi, kata Yuswanto, kandungan formalin baru akan menimbulkan bahaya jika dihirup oleh alat pernapasan. Jika hanya dicerna alat pencernaan, tidak akan menimbulkan risiko negatif. “Pemakaian formalin hanya merugikan kalangan peternak. Ketika mereka menghirup formalin lewat alat pernapasan, berpotensi menimbulkan kanker paru-paru.”
Yuswanto menyimpulkan, ada kesalahan informasi di masyarakat tentang bahaya formalin di mie basah, ikan segar, dan ikan asin. Sebenarnya, ketika formalin masuk melalui alat pencernaan, tidak akan berpengaruh negatif.
Kondisi itu akan berbeda jika secara terus menerus formalin masuk melalui alat pernafasan, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kanker paru-paru. “Perokok juga berpotensi menghirup formalin dari setiap batang rokok yang dikonsumsinya. Ketika setiap hari menghisap 20 batang rokok, sama saja setiap hari menghirup 10 mg formalin,” tambah Yuswanto.
Kenapa formalin di makanan tidak berbahaya? Kata Yuswanto, proses metabolisme formalin yang masuk ke tubuh manusia sangat cepat. Tubuh manusia akan mengubah formalin menjadi CO2 dan air seni dalam waktu 1,5 menit.
“Secara alami, setiap liter darah manusia mengandung formalin 3 mililiter. Sedangkan formalin yang masuk bersama makanan akan didegradasi menjadi CO2 dan dibuang melalui alat pernapasan. Jadi, meski formalin dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak akan terjadi proses akumulasi dan menyebabkan toksifikasi.”
Yuswanto menegaskan, informasi yang berkembang di masyarakat salah kaprah. Sebab, baru dalam dosis besar yakni sekitar 6 gram, formalin akan memunculkan efek negatif bagi tubuh manusia.
“Lagi-lagi yang dirugikan masyarakat kecil. Penjual mie basah, tahu, dan ikan asin dirugikan. Seharusnya, kita berpegang pada hasil penelitian yang akurat. Pemerintah harus segera mengambil sikap atas kekacauan ini. Kasihan pedagang kecil,” tambah Yuswanto. (lai)
Diambil dari: RADAR JOGJA, Minggu, 08 Jan 2006