Data center memang harus selalu berada dalam keadaan dingin. Namun temperatur untuk data center sebenarnya tidak boleh juga terlalu dingin. Sebab, malah akan merusak perangkat TI tersebut.
Data center dengan temperatur yang terlalu rendah, sepertinya halnya bila temperatur terlalu tinggi, atau temperatur yang kerap berubah-ubah, dapat merusak data processing, menyebabkan sistem shut down untuk menghindari kerusakan hardware, atau kerusakan komponen dari sistem yang tidak sempat dimatikan dengan cara yang seharusnya.
“Data center yang terlalu dingin merupakan pemborosan biaya dan energi, menghambat ekpansi TI serta perlindungan terhadap perangkat TI menjadi kurang memadai,” kata Hak Lim Chng, Direktur Data Center Solutions, Software & Services Schneider Electric untuk ASEAN.
“Cara yang tepat perlu diterapkan untuk mendapatkan temperatur yang semestinya,” tambahnya. Adapun suhu yang memadai untuk perangkat TI adalah di antara 68°F dan 77°F (20-25°C), dengan kadar kelembapan relatif 40-55%.
Berikut adalah penyebab kenapa Data center menjadi terlalu dingin menurut APC, yang dikutip detikINET, Selasa (7/4/2009):
- Pendekatan penerapan sistem pendingin dengan cara yang lama
- Pendingin tipe in-room tidak mampu menjangkau titik-titik panas secara efektif, dibandingkan dengan pendingin tipe in-row yang tidak hanya menyedot udara panas, tapi juga mensirkulasikannya kembali.
- Perimeter pendingin dibuat untuk menghadapi beban kerja tertinggi dari perangkat TI, tanpa adanya pengaturan di saat beban di titik terendah atau medium.
- Pengaturan peralatan TI yang tidak baik akan membuat sistem pendingin memproduksi dan memindahkan udara lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh peralatan TI itu sendiri
- Pengaturan aliran udara yang buruk, seperti jalur aliran udara yang terlalu panjang, mengakibatkan kegagalan menahan temperatur udara tetap dingin sampai ke perangkat TI, serta membiarkan udara panas bersirkulasi dan bukannya dibuang
Source: DetikInet
mencapai suhu kerja ideal aja .. kalo terlalu dingin freeze nantinya … hehehe