D.O. (Drop Out)

Film produksi MVP Pictures ini disutradarai oleh Winaldha E. Malalatoa. Selain menghadirkan bintang-bintang muda, seperti Ben Joshua, Titi Kamal, Dimas Aditya, Dwi Sasono, film ini juga menghadirkan pengalaman pertama dr. Boyke dalam berakting. Film ini berkisah tentang dilema Jemi (Ben Joshua) memilih antara cintanya atau gelar kesarjanaannya. Jemi bisa disebut “mahasiswa abadi” karena berada di batas akhir semester yang dibolehkan oleh universitasnya. Bila semester ini dia tak lulus, dia akan di-DO alias drop-out. Sayangnya, teman-teman Jemi tak banyak membantu. Si Germo (Dwi Sasono) pencuri kelas teri (mulai dari celana dalam sampai mobil), Si Ketek (Ferry Gustian) yang mempunyai libido tinggi, dan Si Banci (Dimas Aditya) yang tidak jelas penyuka jenis yang mana. Keberuntungan muncul bersama sang dewi. Lea (Titi Kamal) adalah asisten dosen yang pintar tapi konservatif. Dia buta banget tentang dunia cowok, juga soal pacaran, meski usia telah mendekati kepala tiga. Karena dia bertahun-tahun tidak boleh pacaran sama orang tuanya.

Simbiosis mutualisme pun terjadi antara Lea dan Jemi. Lea memberikan pelajaran intensif supaya Jemi bisa lulus, Jemi pun memberi “mata kuliah ekstra” pada Lea agar Lea lebih mengerti kenapa lelaki dan perempuan diciptakan berpasang-pasangan. Kerja sama ini berbuntut ke cinta serius yang tumbuh di antara mereka. Sayangnya, dosen senior bernama Dr. Marjoko alias Dr. M. (dr. Boyke) yang tengah mengalami krisis paruh baya ternyata jatuh cinta juga pada Lea. Dr. M yang selalu ditindas oleh istrinya (Donna Harun) merasa ‘ngiler’ melihat “daun muda” Lea. Jemi pun ditawari “kerja sama” yang lain, Dr. M menjamin kelulusan Jemi, asal Jemi menjamin Lea bisa menjadi istri muda Dr. M. Tibalah Jemi pada dilema paling penting dalam hidup seorang cowok (dan mahasiswa): cinta atau lulus?

Mengambil tema tentang seks, film bergenre komedi dewasa ini mengikuti jejak pendahulunya, QUIKIE EXPRESS dan KAWIN KONTRAK. Sayang tak ada hal baru ditawarkan oleh film ini. Alur ceritanya cenderung datar, garing, tanpa gejolak. Meski demikian, pesan moral film ini tetap ada, yaitu pentingnya pendidikan seks sejak dini agar terhindar dari seks bebas, serta pelajaran penting bagi pasangan yang sedang dalam masa krisis.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *