Summer Breeze
Film bergenre drama romantis ini diadaptasi dari novel chicklit karya Orizuka, seorang penulis yang sempat kuliah di UGM Yogyakarta. Novel yang berjudul Summer Breeze tersebut cukup meledak saat diluncurkan. Diilhami kesuksesan tersebut, Credo Pictures dan Starvision Pictures mengangkatnya dalam film layar lebar dibintangi si kembar Mischa dan Marcel Chandrawinata.
Film yang digarap sutradara Allan Lunardi ini berkisah tentang cinta segitiga. Mereka adalah Reina (Chelsea Olivia) dan si kembar Ares dan Orion (Mischa dan Marcel Chandrawinata) yang bersahabat sejak kecil. Si kembar sangat menyayangi Reina, begitu pun sebaliknya. Reina kerap kali jadi penengah di antara si kembar. Sampai suatu hari Reina harus pergi ke Amerika Serikat karena mengikuti tugas ayahnya.
Sebelum pergi, Reina meminta Ares dan Orion untuk menulis apa yang mereka inginkan begitu besar nanti. Tiga lembar kertas yang berisi keinginan mereka, dimasukkan Reina dalam dalam sebuah kaleng yang berbentuk hati dan menguburkan kaleng itu di bawah pohon di sudut taman dekat kompleks mereka tinggal.
Seiring waktu berlalu, karakter Ares dan Orion berkembang sangat berbeda. Orion yang suka bermain basket cenderung menjadi anak baik-baik saja. Sementara Ares yang anak band, cenderung memberontak. Ares dan Orion pun tak pernah akur, selalu bertengkar. Sayang, ayah mereka malah membuat situasi di antara keduanya makin tak sehat, karena sang ayah cenderung memihak Orion yang penurut.
Sampai suatu hari, Reina pulang dari Amerika. Reina kini telah menjelma sebagai seorang sosok gadis remaja yang sangat cantik. Orion dan Ares jatuh cinta pada Reina. Namun, Reina sebenarnya telah memilih sejak sepuluh tahun lalu.
Akankah kembalinya Reina akan mengubah segalanya dan mencairkan kebekuan hati dua orang bersaudara yang berseteru?
Meski sebentar, penampilan si kembar Nakula dan Sadewa yang berperan jadi Orion dan Ares kecil serta Natasha yang menjadi Reina kecil cukup menarik perhatian. Wajah mereka memang mirip dengan karakter dewasanya.
Berbeda dengan karakter kecilnya yang menarik perhatian, akting karakter dewasanya malah terkesan seadanya. Tak berbeda dengan akting mereka saat di sinetron.
Di luar kemampuan akting artisnya yang memang seadanya, film ini memberikan banyak pesan moral. Tak hanya melulu mengangkat cinta antara dua manusia, film ini juga menyajikan berharganya cinta antara dua orang kakak beradik, cinta ibu kepada anaknya, dan cinta ayah kepada putra-putranya. Seperti dalam kehidupan nyata, cinta bukan hanya membawa kebahagiaan, namun sering juga membawa masalah.
Film yang skenarionya ditulis oleh Titien Wattimena ini memiliki jalinan cerita yang datar, nyaris tanpa gejolak berarti. Meski demikian, detail penting yang diselipkan di sepanjang film mampu menggiring penonton memahami cerita utuh film tersebut. Ilustrasi musik SUMMER BREEZE sangat menawan dan mampu menutupi kekurangan-kekurangan dalam film ini. Musik film tersebut digubah oleh Addie MS dengan bantuan orkestra dari Beijing.