40 Hari Bangkitnya Pocong
Setelah awal tahun diserbu film drama, tampaknya horor masih memperlihatkan taringnya. Kali ini Rapi Film menggandeng Rudi Soedjarwo berniat menakut-nakuti penonton Indonesia dengan film berjudul 40 HARI BANGKITNYA POCONG. Film ini dibintangi oleh Sabai Morscheck, Raffi Ahmad, dan Irwansyah, yang untuk pertama kalinya bermain dalam film horor. 40 HARI BANGKITNYA POCONG berkisah tentang seorang gadis, Jessi (Sabai Morscheck) yang dihantui oleh bayangan aneh tanpa mengerti sebab dan maksudnya. Setiap hari, Jessi merasa diawasi sosok misterius, bahkan saat ia terjaga, bayangan aneh itu selalu muncul. Tak seorang pun memercayai ceritanya. Bahkan sepupunya menganggap Jessi stress sejak putus dengan Nino (Raffi Ahmad), yang hingga kini juga masih mengejarnya. Jessi pun menjadi ragu apakah yang dialaminya nyata, atau ia telah gila.
Di saat bersamaan, Nino juga kepergok mengiriminya benda-benda mistik yang membuat Jessi semakin stress karena takut. Apakah benar Nino ingin Jessi ketakutan sehingga mau balik lagi menerima dirinya? Saat Jessi kenal dengan Kevin (Irwansyah), pemuda yang ramah dan menawan, dia merasa akhirnya ada satu hal menyenangkan yang terjadi padanya. Tenyata memang Kevin itu too good to be true. Kedekatan Jessi dengan Kevin malah membuat teror yang datang semakin parah. Nino merasa ia dan Jessi punya ikatan karena sebuah kejadian yang mereka lalui bersama. Kejadian di masa lampau itu, ternyata berkaitan dengan siksaan yang dialami Jessi, yang juga diam-diam dialami Nino Selama empat puluh hari, Jessi dan Nino dikejar oleh arwah-arwah penasaran yang gentayangan ingin membalas dendam kepada mereka, karena setiap kesalahan memang harus dipertanggungjawabkan. Di film ini, Rudi memberi teman untuk pocong yaitu hantu buntung. Hantu buntung ini kepala hingga pinggang seperti pria namun tanpa kaki, dan berjalan menggunakan kedua tangan. Para pemainnya pun seperti tak sungguh-sungguh berakting. Bahkan dalam film horor perdananya, Irwansyah masih terlekati sosok Restu (dalam LOVE). Dan seperti film-film horor Indonesia pada umumnya, film ini bikin ketawa bukan bikin ngeri, meski Rudi bertekad membuat penonton menjerit ketakutan.