Microsoft Dituding Gunakan Screenshot Gamer untuk Melatih Gaming Copilot Secara Default

Microsoft kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru mengungkapkan bahwa fitur Gaming Copilot AI miliknya mengumpulkan dan menganalisis tangkapan layar pengguna secara otomatis, tanpa pemberitahuan eksplisit. Data dari tangkapan layar tersebut digunakan untuk melatih model bahasa besar (LLM) milik perusahaan — dan yang mengejutkan, fitur ini diaktifkan secara default.


🧠 Data Screenshot Dipakai untuk Melatih AI

Temuan ini pertama kali diungkap oleh pengguna forum ResetEra bernama “RedbullCola”, yang menemukan aktivitas mencurigakan ketika melakukan analisis lalu lintas jaringan (network traffic analysis).
Ia menyadari bahwa Gaming Copilot AI mengirimkan data teks hasil OCR (Optical Character Recognition) dari screenshot ke server Microsoft tanpa izin atau pemberitahuan pengguna.

Yang lebih parah, hal ini terjadi saat ia sedang menguji game yang masih berada di bawah NDA (Non-Disclosure Agreement), sehingga berpotensi menimbulkan kebocoran data dan pelanggaran kontrak dengan pengembang game terkait.

TechPowerUp kemudian memverifikasi laporan ini dan mengonfirmasi bahwa fitur tersebut memang aktif secara default pada Gaming Copilot versi terbaru.


⚙️ Hanya “Voice Chat Training” yang Nonaktif

Satu-satunya pengaturan privasi yang tidak aktif secara default adalah pelatihan model berdasarkan percakapan suara (voice chat model training).
Namun, pengumpulan teks dari screenshot diaktifkan secara otomatis, dan tidak ada pemberitahuan apa pun selama proses instalasi atau setup awal.

Untuk memeriksa atau menonaktifkan fitur ini, pengguna dapat mengikuti langkah berikut:

  1. Buka Game BarGaming Copilot
  2. Klik Settings → pilih Privacy
  3. Nonaktifkan opsi training slider agar tangkapan layar tidak dikirim ke server Microsoft

⚖️ Potensi Pelanggaran Privasi & Hukum GDPR

Praktik ini menimbulkan kekhawatiran besar dari sisi keamanan dan privasi, terutama bagi pengguna di Uni Eropa.
Di bawah regulasi GDPR (General Data Protection Regulation), perusahaan wajib memberikan pemberitahuan transparan dan memperoleh persetujuan eksplisit sebelum menggunakan data pribadi pengguna untuk pelatihan AI.

Tanpa dasar hukum yang jelas, tindakan Microsoft ini dapat dianggap melanggar GDPR, membuka kemungkinan tuntutan hukum dari otoritas privasi Uni Eropa.

Selain itu, bagi profesional di industri game, fitur ini berisiko membocorkan konten game yang masih rahasia — termasuk teks, aset, atau dialog yang dilindungi oleh NDA.


🕹️ Microsoft Belum Beri Pernyataan Resmi

Hingga saat ini, Microsoft belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan ini.
Banyak pengguna meminta agar perusahaan menambahkan notifikasi izin eksplisit (opt-in prompt) sebelum mengaktifkan fitur pelatihan berbasis screenshot ini.

Sementara itu, komunitas gamer dan pengembang game terus menyoroti potensi implikasi serius terhadap keamanan data dan etika penggunaan AI di platform Xbox dan Windows.


Sumber: ResetEra, TechPowerUp

Exit mobile version