Dua raksasa memori dunia—Samsung dan SK hynix—memutuskan untuk menunda penghentian produksi DDR4, menyusul lonjakan permintaan yang tidak terduga dari pasar server dan enterprise.
Ringkasan
Meski dunia sedang dalam transisi ke DDR5, terutama di segmen consumer dan server generasi baru, permintaan untuk DDR4 ternyata belum mereda. Dalam laporan terbaru, Samsung dan SK hynix memilih untuk tetap memproduksi DDR4, bahkan saat mereka telah bersiap memfokuskan lini produksi ke DDR5.
Apa yang Terjadi?
DDR4 seharusnya secara bertahap mulai ditinggalkan oleh para produsen, namun lonjakan permintaan dari sektor server—terutama penyedia cloud yang masih mengandalkan platform berbasis DDR4—membuat fase-out harus ditunda. Selain itu, banyak perusahaan yang memilih tetap menggunakan infrastruktur lama untuk efisiensi biaya, alih-alih langsung beralih ke platform DDR5 yang masih mahal dan belum sepenuhnya stabil.
Siapa yang Butuh DDR4?
- Penyedia cloud dan hyperscale datacenter yang masih mengandalkan server generasi sebelumnya
- Pasar enterprise yang baru saja melakukan deployment berbasis DDR4, dan belum ingin migrasi cepat
- OEM dan sistem integrator yang masih menerima permintaan perangkat DDR4 dari segmen bawah dan menengah
Dampaknya ke Industri
- Harga DDR4 diperkirakan akan tetap stabil atau bahkan sedikit naik dalam jangka pendek
- Ketersediaan modul DDR4 tetap terjaga hingga setidaknya akhir 2025
- Peluncuran sistem DDR5 mungkin tetap berjalan, tapi adopsinya akan berlangsung lebih lambat di sektor enterprise konservatif
Komentar Analis
Menurut TrendForce, para produsen memori menyesuaikan kembali alokasi produksi untuk menanggapi dinamika permintaan ini. Mereka menyebutnya sebagai “penyesuaian strategis jangka menengah” untuk menjaga keberlanjutan suplai dan merespons pasar.