Foxconn Computex 2025 – Ai dan Indonesia?

Kamu mungkin nggak asing sama nama Foxconn. Tapi pernah nggak kamu mikir, siapa sebenarnya mereka dan kenapa banyak banget produk teknologi dunia yang “lahir” dari tangan mereka?

Siapa Sebenarnya Foxconn?

Foxconn, atau nama resminya Hon Hai Precision Industry Co., Ltd., adalah perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia yang berasal dari Taiwan. Mereka ini pemain belakang layar—nggak punya merek sendiri yang dijual ke pasar, tapi justru jadi tulang punggung buat banyak brand besar seperti Apple, Sony, Xiaomi, hingga Nintendo.

Mereka yang merakit iPhone. Mereka juga yang membuat PlayStation dan perangkat lainnya bisa sampai ke tangan kamu dalam bentuk sempurna. Gede banget? Banget. Foxconn punya ratusan ribu karyawan global dan fasilitas produksi di berbagai negara.

Tapi Foxconn nggak mau cuma jadi perakit. Mereka sekarang lagi dorong transformasi lewat Project Genesis, sebuah inisiatif besar yang mengubah pabrik konvensional jadi pabrik pintar berbasis AI (Artificial Intelligence).

Lewat Project Genesis, Foxconn ingin buat sistem produksi yang bisa berpikir, menganalisis, dan beradaptasi secara otomatis. Semua proses, mulai dari logistik, manajemen energi, sampai kontrol kualitas, akan ditenagai kecerdasan buatan. Jadi bukan cuma otomatis, tapi juga cerdas.

Konsep ini bukan cuma wacana. Hal ini juga disorot dan diperkenalkan langsung dalam ajang COMPUTEX 2025, salah satu pameran teknologi terbesar di dunia. Dalam sesi keynote tahun ini, Foxconn tampil sebagai pembicara dan secara gamblang membahas tentang AI dan masa depan manufaktur melalui Project Genesis.

Mereka menyebut bahwa masa depan industri elektronik tidak lagi hanya soal kecepatan produksi, tapi soal efisiensi cerdas. Kombinasi AI dan automasi ini bakal jadi senjata utama untuk tetap relevan di era post-digital.

Menariknya, Indonesia pernah masuk dalam radar investasi Foxconn. Di tahun 2022, mereka sempat menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Indonesia dengan nilai potensi investasi mencapai US$8 miliar.

Meskipun progresnya belum kelihatan nyata sampai sekarang, ini tetap jadi sinyal penting. Artinya, Indonesia dianggap punya potensi besar—baik dari segi SDM, pasar, dan posisi geografis. Kalau kerja sama ini beneran jalan, bukan cuma soal investasi, tapi juga transfer teknologi dan upgrade industri lokal.

Kesimpulan

Foxconn bukan cuma nama besar di balik produk global. Lewat Project Genesis dan adopsi AI di lini produksinya, mereka sedang mendesain ulang masa depan industri teknologi dunia. Dan Indonesia—kalau siap—bisa jadi bagian dari cerita besar ini.

sumber :
detik.com ; foxconn.com

Exit mobile version