The Vow

Rachel McAdams dan Channing Tatum adalah resep sukses film drama di box office. McAdams yang berduet dengan Ryan Gosling dulu pernah membuat banyak wanita (dan pria) menangis melihat bagaimana kasih mereka bertaut dalam The Notebook. Channing Tatum pun demikian. Dengan Amanda Seyfried filmnya Dear John berhasil menghentikan Avatar yang bertahta tujuh minggu puncak box office di tahun 2010 lalu. Sekarang keduanya dipertemukan dalam film drama The Vow (uniknya bukan saduran novel karya Nicholas Sparks seperti The Notebook maupun Dear John) dan dirilis menjelang hari Valentine. Tak heran filmnya langsung sukses besar. Berbanding luruskah dengan kualitasnya?

Bagaimana rasanya ya kalau pasangan hidupmu mendadak mengalami kecelakaan dan tidak ingat lagi akan kehidupan lamanya – bahkan cintanya – kepadamu dulu? Rasanya sudah tentu sangat pilu sekali. Melihat premise ini mengingatkan saya dengan bittersweet ending serial TV Chuck yang baru kutonton bulan lalu. Dalam The Vow pasangan yang kurang beruntung ini adalah Leo dan Paige. Saat mereka baru pulang menonton bioskop sebuah kecelakaan membuat Paige kehilangan ingatannya. Ingatan yang hilang itu celakanya termasuk ingatan akan pernikahan dan segala kisah cintanya dengan Leo. Paige yang sekarang adalah Paige pada jaman kuliah dulu dengan pribadi yang sangat berbeda dengan Paige yang sekarang.

Leo yang begitu mencintai Paige berusaha mati-matian untuk merebut hati Paige kembali. Usaha ini tidak mudah karena ayah ibu Paige yang tadinya asing dengan sang anak merasa bahwa ini kesempatan kedua mereka untuk mendekati anaknya. Lebih celakanya lagi Paige yang mendapatkan memori lamanya adalah Paige yang bertunangan dengan mantannya Jeremy. Bisakah Leo dan Paige melewati semua rintangan yang ada dan kembali bersama? Ataukah Paige lama telah hilang dan Leo harus move on dengan kehidupannya?

Film yang disutradarai oleh debutan Michael Sucsy ini beruntung mendapatkan dua bintang utama Rachel McAdams dan Channing Tatum. Keduanya mampu mengisi satu sama lain dan memiliki chemistry yang bagus. Tatum, seperti biasa, aktingnya agak kaku tetapi itu pas dengan karakter McAdams yang tampil ceria dan enerjik. Momen-momen paling brilian dalam film terdapat di sepertiga awal saat kita ditunjukkan bagaimana Leo dan Paige saling berkenalan dan akhirnya saling jatuh cinta sampai menikah. Saya yakin banyak di antara kalian: pria maupun wanita, bakalan melting bernostalgia maupun merefleksikan dulu mengejar ataupun dikejar pasangan kalian.

Film ini sayangnya mulai menurun setelah sepertiga awal yang romantis. Kehadiran Sam Neill sebagai ayah Paige, Scott Speedman sebagai mantan tunangan, dan lain-lain membuat pasangan ini jadi sering terpisah dan kurang berinteraksi. Momen di mana mereka tidak bersama membuat film ini terasa membosankan. Setiap kali Leo berusaha memenangkan hati Paige dengan merencanakan date romantis atau berduaan bersamanya maka film ini menjadi apik tetapi selama mereka terpisah film ini terasa lambat. Inilah yang menjadi masalah utama The Vow, kekurangan aktor-artis yang bisa mendukung kedua bintang utamanya.

Sebenarnya saya senang bagaimana tone dalam film ini tidak bertele-tele sampai ekstra mellow. Leo maupun Paige bertingkah seperti orang ‘normal’. Leo misalnya bisa frustasi ketika sang istri tak kunjung mendapatkan memorinya kembali sementara kejengahan Paige akan Leo pun bisa dimengerti karena bukankah ia memang tak kenal dengan suaminya. Walhasil semua konfrontasi yang terjadi di film ini terasa natural dan tidak dibuat-buat. Pun saya salut dengan bittersweet ending yang diberikan di akhir film. Saya memang paling senang dengan ending-ending yang tak berlebihan manis sehingga kurang realistis atau sebaliknya terlalu dipaksa-paksakan membuat sedih seperti faktor truk nyasar atau kanker dadakan.

So my verdict is… kalau diminta membandingkan dengan The Notebook dan Dear John saya rasa film ini masih lebih bagus dibanding Dear John yang flat tetapi kalah jauh dengan The Notebook yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Sebagai tontonan bersama pasangan untuk Valentine? Jelas bolehlah.

Ahman, yang dikenal dengan nama Ahmandonk, adalah seorang penggemar teknologi, pecinta perjalanan, dan kuliner dari Indonesia. Sejak muda, Ahman sudah tertarik dengan dunia komputer dan teknologi, yang ia bagikan melalui blog Ahmandonk.com dan saluran YouTube AhmandonkVLOG. Di blognya, Ahman sering membahas review teknologi, unboxing gadget, dan pengalaman dengan perangkat komputer, sementara di YouTube, ia berbagi vlog tentang petualangan kuliner, penerbangan, dan perjalanan. Melalui konten yang autentik dan menghibur, Ahman berusaha menginspirasi dan memberi informasi kepada audiensnya, sekaligus menunjukkan kecintaannya pada teknologi, eksplorasi, dan berbagi pengalaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *