oleh: Ron Harder
Bagi Anda yang lebih memilih gula dan perasa artisial, berhati-hatilah. Di Amrerika Utara saat ini sedang berkembang epidemi penyakit Multiple Sclerosis dan Lupus. Banyak orang tidak mengerti kenapa timbul epidemi ini, dan tidak pula tahu kenapa begitu banyak orang terkena penyakit ini.
Saya ingin berbagi informasi dengan Anda tentang sebab utama mengapa kita dihadapkan pada masalah serius ini. Banyak orang dewasa ini menggunakan pemanis buatan ketika minum the atau kopi. Mereka melakukan hal itu karena iklan-iklan di TV memberitahu mereka bahwa gula tidak baik bagi kesehatan. Itu memang benar. Gula mengakibatkan penumpukan racun di tubuh kita, akan tetapi apa yang orang pakai sebagai pengganti gula jauh lebih mematikan.
Yang saya bicarakan di sini adalah ASPARTAME. Zat inilah penyebab epidemi yang saya ceritakan di atas. ASPARTAME adalah zat kimia yang sangat beracun yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto.
ASPARTAME dipasarkan di seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat ditemukan pula pada semua soft drinks (minuman soda) diet seperti Diet Coke dan Diet Pepsi. Ia terdapat juga pada pemanis buatan seperti NutraSweet, Equal, and Spoonful; dan ia dipakai pula pada banyak produk lain sebagai pengganti gula. ASPARTAME dipasarkan sebagai produk diet , padahal ia samasekali bukan produk diet. Bahkan Aspartame akan membuat berat badan Anda bertambah karena efek sampingnya adalah Anda jadi ingin lebih banyak makan karbohidrat.
Menyebabkan bertambahnya berat badan hanyalah satu bagian kecil dari apa yang dapat dilakukan ASPARTAME terhadap Anda. Aspartame adalah zat kimia beracun yang mengubah kimiawi otak. Aspartame dapat dan memang menyebabkan kejang-kejang serius. Zat kimia ini mengubah kadar domapin di dalam otak, dan terutama sangat mematikan bagi orang yang menderita penyakit Parkinson’s.
ASPARTAME sangat beracun, dan inilah sebabnya. Salah satu zat yang dikandungnya adalah wood alcohol. Ketika suhu ASPARTAME melebihi 86°F (atau 30°), wood alcohol di dalamnya akan diubah menjadi Formaldehyde (Fomalin), dan kemudian membentuk asam, yang selanjutnya menyebabkan folic acidosis.
FORMALDEHYDE dikelompokkan dalam kelas yang sama dengan racun-racun seperti Sianida (Cyanide) dan Arsen (Arsenic) yang merupakan racun yang sangat mematikan. Satu-satunya perbedaan adalah, Formaldehyde membunuh secara dian-diam, dan memakan waktu yang lebih lama. Dan, dalam proses mematikan orang tersebut, ia menyebabkan timbulnya berbagai masalah saraf (neurologis).
Terdapat 92 gejala yang dicatat dari keracunan Aspartame yang berakhir dengan koma dan kematian. Sebagian besar gejala tersebut bersifat neurologis (mengenai saraf), sebab Aspartame menyerang dan merusak sistem saraf.
Salah satu gejala tersebut adalah Lupus, yang sudah semakin meluas diderita orang, sama seperti Multiple Sclerosis, terutama pada penggemar Diet Coke dan Diet Pepsi.
Bagi Anda yang suka makan permen Ricola dan Fisherman Friend , harap perhatikan bahwa kedua produk tersebut mengandung Aspartame – si pembunuh tak bersuara.
Kami dulu suka membeli racun tak bersuara ini.. Tapi saya sudah berhenti sejak April 2006. Saya pernah shock ketika dicegat petugas metal detector di Changi Airport (Singapore, dalam perjalanan ke Jepang) hanya karena permen tersebut. Petugas tersebut memberi penjelasan bahwa permen itu mengandung “timbal” (lead):
Website di bawah ini berisi artikel yang menjelaskan bahayanya ASPARTAME…
www.nexusmagazine.com/articles/aspartame.html
Fisherman Sweets
BAGI ANDA YANG SUKA MAKAN PERMEN FISHERMAN’D FRIEND, HATI-HATI ..
Semua produk sugar free mengandung ASPARTAME.
Jadi sebaiknya jangan memakan produk-produk bebas gula (Sugar Free), terutama permen ‘fisherman’s friend’.
Alih Bahasa: Nur Rachmi (Maret – 2007)
Catatan: Saya sudah cek beberapa produk yang beredar di Indonesia. Gula buatan Equal, permen karet Lotte, beberapa biskuit lokal maupun impor, permen tolak angin Sido Muncul, dll mengandung Aspartame. Jadi sebaiknya baca dulu label produk yang akan Anda beli. Sebagai alternatif terhadap gula, gunakan saja MADU. Madu yang alami tidak memiliki efek seperti gula.