Kanker leher rahim termasuk jenis kanker yang sering menyerang kaum hawa. Bahkan dikatakan sebagai penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker yang menyerang wanita. Namun, dengan tes papsmear kanker jenis ini bisa terdeteksi lebih dini sehingga bisa disembuhkan. Sekarang bentuk tes itu makin canggih lagi sejak adanya papnet yang memanfaatkan komputer.
Linda, ibu muda berusia 26 tahun dengan satu putri, merasa resah. Pasalnya, saat bangun pagi, ia menemukan bercak-bercak darah pada celana dalamnya. Padahal, ia tidak sedang menstruasi. Segera ia ke dokter dan melakukan pemeriksaan papsmear. Hasil pemeriksaan, memang ada tanda-tanda ketidaknormalan sel. Namun setelah di teliti lebih lanjut, itu hanya akibat serangan jamur. Dokter kandungannya pun segera memberikan obat yang dapat menuntaskan penyakitnya. “Alhamdulillah, itu bukan kanker leher rahim,” katanya sedikit lega.
Ia termasuk cukup bijak untuk segera memeriksakan diri. Soalnya, kalau didiamkan saja, ia mungkin akan lebih “terganggu” lagi, bahkan bisa terkena kanker leher rahim.
Yang disebut belakangan ini memang amat ditakuti. Bagaimana tidak ngeri, kanker leher rahim alias karsinoma serviks uteri termasuk dalam 10 penyakit kanker yang menyerang wanita, bahkan menduduki tempat pertama. Itu semua berdasarkan penelitian pada 1988 – 1990 yang dilakukan Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia.
Papsmear bukan pengobatan
Kunci dari upaya penyembuhan semua jenis penyakit kanker adalah pendeteksian dini. “Untuk kanker serviks (leher rahim), pendeteksian itu dilakukan dengan papsmear,” jelas dr. M. Farid Aziz, DSOG.
“Tes papsmear adalah upaya pengambilan cairan dari vagina untuk diteliti apakah terlihat kelainan sel di sekitar leher rahim,” kata dokter kandungan yang berspesialisasi pada bidang ilmu penyakit ini.
Tes pap, atau dikenal dengan papsmear itu hanya screening, bukan pengobatan. Diagnosis akhir harus melalui biopsi dengan memakai alat yang disebut kolposkopi, yakni semacam mikroskop untuk melihat apakah ada gambaran khas seperti lesi pada prakanker. Hasil biopsi yang telah dikonfirmasikan kepada patolog, baru bisa dijadikan pegangan bagi dokter untuk melakukan tindak pengobatan.
Makin dini penyakit ini diketahui, makin mudah menanganinya. Lebih-lebih, dari keadaan normal ke prakanker saja membutuhkan waktu lima tahun. Dari prakanker ke kanker ringan memakan waktu lima tahun, sementara dari ringan ke sedang tiga tahun. Penderita kanker stadium ringan apabila diobati dapat disembuhkan. Maka tak ada salahnya apabila dilakukan pemeriksaan pada saat kondisi masih dalam tahap gejala kelainan sel.
Persiapan sebelum melakukan tes ini tak berbeda dengan persiapan ketika akan melakukan papsmear konvensional:
- Pada saat pengambilan lendir, usahakan otot-otot vagina rileks, sehingga lendir pada dinding leher rahim dapat terambil cukup dan tepat untuk pemeriksaan.
- Laporkan jika Anda menggunakan pil KB atau preparat hormon wanita.
- Sebaiknya tidak melakukan hubungan suami-istri 48 jam sebelum pengambilan lendir leher rahim.
- Perhatikan adanya kelainan, terutama pada sekitar vagina, seperti gatal-gatal, keputihan, dan sebagainya.
- Waktu yang paling baik bagi pengambilan lendir adalah dua minggu setelah haid selesai (agar benar-benar bersih dari bercak darah).
- Jangan menggunakan pembasuh antiseptik atau sabun antiseptik di sekitar vagina selama 72 jam sebelum pengambilan.
Rokok pun jadi penyebab
Penyebab penyakit kanker leher rahim antara lain adanya perubahan gen, terkena mikroba, radiasi, atau pencemaran oleh bahan kimia. Yang termasuk mikroba misalnya virus HPV, terutama nomor 16 dan 18. Sementara persentase akibat radiasi nilainya rendah sekali.
Penyebab serius lainnya adalah sperma pria. Pasalnya, bagian kepala sperma mengandung protein dasar. Apabila menyatu dengan leher rahim, protein dasar ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan sel di serviks.
Atas dasar asumsi itu, maka disarankan bagi wanita yang sudah melakukan kontak seksual, biarpun usianya masih muda, sebaiknya melakukan pemeriksaan papsmear untuk mengetahui normal-tidaknya sel-sel di serviks.
Apabila usia wanita di bawah 16 tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan papsmear selama tiga kali dalam tiga tahun berturut-turut. Jika dari hasil pemeriksaan tidak terdapat kelainan, maka pemeriksaan bisa diulang pada usia 35 tahun sampai mencapai usia 65 tahun.
Kanker leher rahim stadium dini yang cepat ditangani dapat disembuhkan 100%. Sungguh merupakan upaya yang harus disambut baik ketika Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerja sama dengan YKI DKI Jakarta mengadakan papsmear dan lihat leher rahim di 10 kelurahan di Jakarta Utara pada bulan Maret tahun lalu, dengan target 1.200 orang. Dengan melakukan tes pap secara massal, kematian akibat kanker ini dapat diturunkan.
Mereka yang berisiko tinggi terkena kanker jenis ini adalah pertama, wanita yang telah melakukan hubungan seksual di usia muda; kedua, yang melakukan kontak seksual dengan berganti-ganti pasangan; ketiga, perokok; keempat, wanita yang kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Transisi dari masa kanak-kanak ke masa menjelang dewasa ditandai dengan menstruasi yang melibatkan berbagai macam perubahan, terutama hormon. Munculnya hormon estrogen pada masa itu membuat sel-sel pada dinding vagina menebal. Selain itu, pada masa ini ada glikogen yang oleh bakteri bermanfaat diubah menjadi asam vagina. Pada dasarnya asam vagina ini berfungsi melakukan proteksi terhadap infeksi. Namun akibat suasana vagina yang menjadi asam, jaringan epitel di sekitarnya menjadi berlapis-lapis. Apabila dalam situasi yang penuh perubahan itu masuk sperma, maka perubahan akan makin menjadi-jadi. Apalagi kalau terjadi luka akibat gesekan. Sel-sel epitel akan terganggu dan kadang kala menjadi tidak normal.
Menurut dr. Farid, kemungkinan terserang kanker leher rahim pada mereka yang berusia di bawah 16 tahun ke bawah bisa 10 – 12 kali lebih besar daripada mereka yang telah berusia 20 tahun ke atas saat sudah melakukan hubungan seksual.
Selain itu mereka yang sering berganti-ganti pasangan kemungkinan besar bisa terkena. Dengan berganti-ganti pasangan kesempatan untuk terkena penyakit akibat hubungan seksual makin besar. Padahal, faktor yang paling mempengaruhi timbulnya kanker serviks adalah penyakit akibat hubungan seksual seperti gardnella vaginosis (gejalanya keputihan berwarna abu-abu yang berbau dan sering ditemukan bersama infeksi trikhomoniasis), klamidia, herpes, dan kondiloma akuminata.
Berganti-ganti pasangan ini juga berlaku pada pihak suami. Pasalnya, jika suami suka berkencan, ia akan membawa pulang virus-virus akibat kontak seksual.
Sementara itu bagi wanita perokok, risikonya didapat akibat nikotin yang dibawa aliran darah hingga sampai ke serviks. Nikotin yang sampai di serviks memudahkan virus masuk ke daerah leher rahim.
Sedangkan sayuran dan buah-buahan jelas-jelas mengandung vitamin seperti vitamin C, E, dan betakaroten yang berfungsi sebagai antioksidan.
Jika Anda wanita, tak ada salahnya waspada dan memeriksakan diri untuk menjalani pemeriksaan papsmear secara rutin. Lebih baik mencegah sebelum terkena. (Anglingsari SI SK/I Gede Agung Yudana)