CDMA EVDO Rev B Pertama Dunia Komersil di Bali
Jaringan internet pita lebar berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) Evolution Data Only (EVDO) Rev B telah hadir secara komersil untuk kali pertamanya di dunia melalui Bali, Indonesia.
Layanan ini diselenggarakan oleh operator seluler CDMA Smart Telecom yang menggunakan base station (BTS) milik ZTE dari China dan chipset milik Qualcomm Technology dari Amerika Serikat.
“Bali sengaja kami pilih sebagai tempat peluncuran pertama EVDO Rev B karena Bali merupakan gerbang Indonesia di mata dunia internasional,” kata Presiden Direktur Smart Sutikno Widjaja, saat peluncuran Rev B di Hotel Discovery, Bali, Minggu malam (10/1/2010).
EVDO Rev B merupakan pengembangan dari jaringan EVDO Rev A yang menawarkan kecepatan maksimum 9,3 Mbps untuk mengunduh data (download) dan 5,4 Mbps untuk mengunggah (upload).
Melalui jaringan EVDO Rev A yang juga diselenggarakan Smart, kecepatan maksimum yang ditawarkan perusahaan milik Franky Widjaja itu hanya sampai 3,8 Mbps untuk download dan 1,8 untuk upload.
“Dengan Rev B, internet broadband kami jadi lebih cepat tiga kali lipat dibanding Rev A,” kata Head of Core Product and Branding Smart, Ruby Hermanto.
Saat ini, layanan Rev B baru diselenggarakan di Bali. Itu pun baru di sebagian tempat. “Baru 60% dari 48 BTS kami yang ada di Bali,” kata Sutikno. Menurutnya, seluruh area Bali baru akan terlayani semua di akhir kuartal pertama 2010 ini.
Setelah Bali, Smart rencananya akan melebarkan coverage Rev B ke 32 kota yang sebelumnya telah digelar Rev A hingga akhir tahun. Namun sayangnya, baik Sutikno dan Ruby tak mau mengungkap berapa jumlah base station yang siap di-upgrade dan total nilai investasi yang dikeluarkan.
Smart sendiri memperbolehkan pelanggan untuk mengupayakan sendiri pembelian modem berkemampuan Rev B di pasar bebas untuk bisa mengakses jaringan layanan broadband terbaru ini.
Namun jika pelanggan membelinya melalui Smart, modem Rev B keluaran ZTE dipasarkannya dengan harga Rp 450 ribu per bulan selama setahun. Biaya pembelian ini sudah termasuk biaya akses tanpa batas selama setahun.
“Dengan total setahun Rp 5,4 juta, modem yang kami tawarkan termasuk murah. Sebab, harga asli modem Rev B ini masih mahal, US$ 600 atau hampir Rp 6 juta,” jelas Tom Alamas Dinharsa, Division Head of Device Technology and Special Project.
Source: DetikInet