Avatar

Terjebak di antara dua kubu yang bertikai memang tak pernah menyenangkan dan itulah yang dialami Jake Sully (Sam Worthington) saat ia setuju untuk dikirim ke Pandora. Di planet asing yang dihuni berbagai makhluk ini Jake yang semula berharap bisa memulai hidup baru malah terlibat masalah pelik yang mengharuskannya memilih pihak.

Jake adalah mantan marinir yang mengalami luka parah dalam sebuah pertempuran di bumi. Akibatnya kaki Jake mengalami kelumpuhan total. Ada satu harapan buat Jake. Jika ia mengikuti program Avatar dan dikirim ke planet Pandora maka ia akan kembali bisa berjalan seperti sedia kala meski konsekuensinya Jake akan menggunakan ‘tubuh baru’.

Agar memungkinkan buat manusia untuk hidup di Pandora maka mereka dibuatkan satu tubuh buatan dan pikiran para manusia ini akan ditanamkan ke dalam tubuh yang disebut Avatar ini sehingga Avatar ini seolah-olah adalah tubuh mereka sendiri. Tugas Jake adalah menjadi pemandu bagi beberapa manusia yang menggunakan tubuh Avatar untuk mencari sumber mineral baru untuk kepentingan industri di bumi.

Di tengah perjalanan, Jake bertemu Neytiri (Zoe Saldana), bangsa Na’vi penghuni planet Pandora. Seiring berjalannya waktu Jake pun jatuh cinta pada Neytiri. Berawal dari cinta inilah Jake lantas menghadapi dilema antara melanjutkan misinya mengeksplorasi Pandora atau membela kaum Na’vi melindungi Pandora.

Setelah sukses menggarap TITANIC di tahun 1997, nama James Cameron memang jarang terdengar. Di antara film TITANIC dan AVATAR ini praktis hanya ada dua film saja yang ia sutradarai, GHOSTS OF THE ABYSS dan ALIENS OF THE DEEP. Konon James lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari kehidupan di dasar samudera dan berbekal pengetahuan ini pula James lantas menggagas film AVATAR ini.

Sejak diperkenalkan, film ini memang mengundang pertanyaan, “Apa yang akan ditawarkan sang maestro ini?” Dan sekarang pertanyaan itu terjawab tuntas, James Cameron kembali mengulang kesuksesan film TITANIC dengan menawarkan sebuah tontonan yang layak mendapat acungan jempol.

Dalam durasi sekitar 160 menit, James mampu menata grafik cerita dengan baik sehingga bagian akhir pun masih menyisakan ‘kekuatan cerita’ dan bukan hanya sekedar solusi akhir yang murni berisi adegan laga. James memanfaatkan waktu 160 menit itu dengan baik sehingga seluruh aspek dari film ini dapat diekspos dengan baik.

Soal visual, ada yang menyebut CGI adalah pedang bermata dua. Terlalu banyak CGI maka film jadi buruk sementara bila sektor ini tak diperhatikan yang terjadi adalah sajian visual yang tak memuaskan. James sepertinya paham benar dan menempatkan teknologi pada tempat yang seharusnya. Visual efek terlihat sangat realistis terlebih pada ekspresi wajah bangsa Na’vi yang benar-benar mencerminkan emosi yang mereka rasakan saat itu. James mampu membangun sebuah dunia yang penuh imajinasi tanpa harus terjebak dengan eksploitasi CGI yang berlebihan.

Kalaupun ada kekurangan yang terasa sebenarnya adalah ide cerita yang terasa generik. Kalau mau jujur, ide dasar cerita ini tak jauh beda dengan beberapa film yang mencoba mengungkap masalah yang sama seperti DANCES WITH WOLVES atau THE LAST SAMURAI.

Source: KapanLagi.com

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *