2012

untitledDalam kalender bangsa Maya secara tidak langsung tersirat bahwa kehidupan di dunia ini akan musnah di akhir tahun 2012. Pada saat itu, dunia akan dilanda bencana besar dan kekacauan terjadi di mana-mana yang mengakibatkan musnahnya ras manusia. Jackson Curtis (John Cusack) hanyalah satu dari penghuni bumi yang awalnya tidak terlalu meyakini ramalan ini.

Suatu ketika terjadi peristiwa mengerikan di Guatemala. Ratusan orang memutuskan bunuh diri karena meyakini ramalan kuno bangsa Maya ini memang benar. IHC (Institute for Human Continuity), sebuah organisasi rahasia yang telah lama menyelidiki ramalan ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa apa yang diprediksikan ratusan tahun yang lalu itu benar. Yakin bahwa pasti ada ‘jalan keluar’ dari malapetaka ini, IHC lantas membangun sebuah kapal besar tepat di bawah gunung Himalaya.

Rencananya, mereka akan mengulang peristiwa zaman nabi Nuh dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang agar ras manusia tidak punah setelah bencana besar ini. Di luar perkiraan, pergeseran lempeng bumi ternyata terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan di IHC. Dalam sekejap Los Angeles musnah sementara Afrika Utara dan Italia juga tak luput dari bencana besar ini.

Kini, nasib umat manusia berada di tangan IHC. Jackson Curtis bersama Kate (Amanda Peet), mantan istrinya, dan dua anak mereka, Noah (Liam James) dan Lilly (Morgan Lily) harus berlomba dengan waktu untuk bisa sampai ke kaki Himalaya atau mereka akan jadi korban bencana besar ini.

Secara garis besar, untuk menyebut sebuah film bagus atau tidak bisa dilihat dari dua kategori. Yang pertama adalah film yang murni sebagai tontonan secara visual sementara yang kedua adalah film yang memadukan banyak unsur seperti naskah, penyutradaraan, akting, pesan moral, logika ke dalam satu ramuan yang menarik bukan hanya dari sisi visual. Untuk film berjudul ringkas, 2012, ini kategori pertama mungkin lebih cocok.

Soal membuat ‘replika kehancuran’, Roland Emmerich, sang sutradara memang bukan orang baru. Berbekal pengalaman menangani INDEPENDENCE DAY dan THE DAY AFTER TOMORROW, janji bahwa 2012 akan menjadi film ‘bencana’ terbesar hingga saat ini bisa dipastikan bakal terpenuhi. Apalagi dengan biaya produksi sekitar US$260 juta dari Sony Pictures Entertainment, jelas film ini akan mampu melebihi karya Roland sebelumnya.

Secara visual, tak ada yang salah dengan film ini. Visual effect yang digunakan untuk menampilkan adegan kehancuran bumi memang first class dan mencengangkan. Bisa dibilang dari awal hingga akhir film penonton pasti akan terpaku di tempat duduk menyaksikan ‘megahnya’ efek visual yang disajikan. Tak tanggung-tanggung, dua jam lebih Anda akan dimanjakan dengan suguhan visual ini. Murni suguhan visual.

Selebihnya, tak banyak yang diberikan film ini. Ide cerita bukan sesuatu yang baru karena rumor tentang akhir dunia ini memang sudah beredar cukup lama. Dan itu juga yang jadi salah satu kunci kesuksesan film ini. Cerita film ini sebenarnya sangat sederhana dan tak akan menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk menuturkannya namun karena bukan itu tujuan utamanya maka durasi sepanjang 158 bisa dicapai.

Source: KapanLagi.com

Ahman, yang dikenal dengan nama Ahmandonk, adalah seorang penggemar teknologi, pecinta perjalanan, dan kuliner dari Indonesia. Sejak muda, Ahman sudah tertarik dengan dunia komputer dan teknologi, yang ia bagikan melalui blog Ahmandonk.com dan saluran YouTube AhmandonkVLOG. Di blognya, Ahman sering membahas review teknologi, unboxing gadget, dan pengalaman dengan perangkat komputer, sementara di YouTube, ia berbagi vlog tentang petualangan kuliner, penerbangan, dan perjalanan. Melalui konten yang autentik dan menghibur, Ahman berusaha menginspirasi dan memberi informasi kepada audiensnya, sekaligus menunjukkan kecintaannya pada teknologi, eksplorasi, dan berbagi pengalaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *