Woofer – Macroblogging

wooferJakarta – Jika Twitter membatasi setiap kiriman (tweet) dengan maksimal 140 karakter, sebuah layanan bernama Woofer menyindir Twitter dengan kiriman minimal 1.400 karakter. Ada-ada saja.

Layanan itu memang boleh dibilang kebalikan dari Twitter. Jika Twitter memaksa penggunanya untuk hemat huruf, situs yang beralamat di WooferTime.com itu justru mendorong penggunanya untuk berboros-boros.

Seperti dikutip detikINET dari SFGate, Rabu (26/8/2009), Woofer merupakan layanan parodi yang dijalankan oleh Join the Company, sebuah perusahaan hiburan internet dari Washington D.C., Amerika Serikat. Jika Twitter disebut sebagai situs microblogging, maka Woofer menyebut dirinya macroblogging.

Dari sisi tampilan, Woofer memang jelas-jelas meniru Twitter. Bahkan, pengguna Woofer diminta untuk memasukkan username yang digunakannya di Twitter saat membuat sebuah ‘woof’.

Meski hanya sebuah parodi, Woofer memiliki ‘harga diri’ juga. Jika pengguna memenuhi kuota 1.400 karakter dengan sekadar mengulang satu atau beberapa huruf saja, maka situs itu akan memprotes dengan pesan “1400 karakter dan Anda hanya bisa menggunakan huruf-huruf itu saja? Ayolah, kamu pasti bisa lebih baik lagi..”

Source: DetikInet

Ahman, yang dikenal dengan nama Ahmandonk, adalah seorang penggemar teknologi, pecinta perjalanan, dan kuliner dari Indonesia. Sejak muda, Ahman sudah tertarik dengan dunia komputer dan teknologi, yang ia bagikan melalui blog Ahmandonk.com dan saluran YouTube AhmandonkVLOG. Di blognya, Ahman sering membahas review teknologi, unboxing gadget, dan pengalaman dengan perangkat komputer, sementara di YouTube, ia berbagi vlog tentang petualangan kuliner, penerbangan, dan perjalanan. Melalui konten yang autentik dan menghibur, Ahman berusaha menginspirasi dan memberi informasi kepada audiensnya, sekaligus menunjukkan kecintaannya pada teknologi, eksplorasi, dan berbagi pengalaman.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *