Liar

LiarAkhirnya saya bisa menonton 1 per 1 film indonesia yang telah saya download. Film pertama yang saya tonton ini adalah Liar. Secara keseluruhan bisa saya bilang film ini kurang bagus. Dari kualitas film ampe jalan cerita yang kurang menarik. Waktu pada saat di bioskop, sebener nya saya pengen nonton film ini, berhubung ada film lain yg lebih menarik, saya lebih memilih film lain untuk di tonton, dan beberapa hari kemudian, film ini menghilang dari 21cineplex, yah jadi saya gak sempat menontonnya deh…. tapi gpp, saya sudah punya file nya dan bisa ditonton kapan lagi. Ok kita ikuti resensi dari film Liar ini.

Setelah sutradara Iqbal Rais menggarap THE TARIX JABRIX, film komedi bertema geng motor, kini hadir film bertema serupa namun dengan genre sport-action drama. Tak hanya tentang kebrutalan geng motor dan kebut-kebutan, film garapan Rudi Soedjarwo ini juga dipermanis dengan selipan kisah cinta.

Film bertajuk LIAR ini berkisah tentang perjuangan kakak beradik Indra (Irgy Ahmad Fahrezy) dan Bayu (Raffi Ahmad) yang tertarik dengan aksi kebut-kebutan dengan kendaraan roda dua.

Indra adalah mantan pembalap jalanan yang terpaksa pensiun setelah dikeroyok oleh sebuah geng motor. Bahkan mereka merampas motor kesayangan Indra. Dengan memanfaatkan sisa kemampuan balapannya, Indra pun beralih profesi menjadi pengantar pizza.

Kehidupan Indra tampaknya semakin membaik, menjadi karyawan terbaik restoran tempatnya bekerja, dan bertemu dengan Monique (Intan Nuraini), yang mulai tertarik dengan kesederhanaannya.

Berbeda dengan kehidupan kakaknya yang mulai mapan, darah muda Bayu yang bergejolak meminta penyaluran. Bayu yang terjun ke balapan liar mulai menunjukkan bakatnya. Bayu mulai memenangi satu per satu balapan yang diikutinya. Hal ini semakin memupuk percaya diri Bayu sebagai pembalap nomer wahid, tak terkalahkan.

Kemampuan Bayu dilirik, dia pun ditawari menjadi pembalap profesional. Nyali dan kemampuan Bayu sebagai pembalap liar tak cukup untuk menjadi pembalap profesional. Bayu pun ditandingkan dengan pembalap wanita Pepi (Asmirandah). Penampilan Pepi yang cantik dan feminin membuat Bayu lengah, dengan mudah Pepi mengalahkannya. Pihak sponsor pun menunjuk Pepi sebagai mentor Bayu.

Rasa terlalu pede merasa dirinya yang paling hebat tak hanya sekali melanda Bayu. Salah satunya yang paling fatal adalah saat Bayu melihat motor yang dia pikir milik kakaknya. Ketika tak mendapat penjelasan memuaskan dari penunggang motor, Bayu merampas paksa motor tersebut. Sayang, terlambat bagi Bayu untuk menyadari bahwa pria yang mengendarai motor kakaknya tersebut adalah anggota geng motor yang pernah mengeroyok Indra.

Astral Pictures mengklaim kalau film dengan tema seperti ini adalah yang pertama diproduksi di Indonesia sejak era kebangkitan industri film di tahun 2000, setelah 30 tahun film dengan tema serupa juga pernah diproduksi. Sayangnya, film yang dibuat Astral Pictures yang bekerja sama dengan Suzuki dan Pertamina ini terlalu didominasi sponsor. Saking berlebihannya, ada yang tak wajar, seperti ‘motor-utuh’ yang dipakai oleh para pembalap liar. Umumnya, para pembalap liar telah merombak total motor gacoannya. Meski demikian, aksi kebut-kebutan dalam film ini cukup bagus, apalagi melibatkan stuntman sekelas pembalap motor nasional Ahmad Jayadi.

Namun secara keseluruhan, bisa dibilang LIAR adalah salah satu film jelek Rudi Soedjarwo. Pemeran utama wanitanya, Intan Nuraini dan Asmirandah malah terkesan tak lebih sebagai cameo, dengan peran yang sama sekali ga penting. Meski Rudi berkali-kali menegaskan bahwa peran Pepi penting sebagai ‘jembatan’ pemeran utama.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *