secara tidak sengaja, hari ini saya nonton film ini di Cilandak Town Square 21. pertama sich memang tidak ada yg menarik saya lihat dari posternya….. yah mungkin kita harus nonton biar tau cerita nya 🙂 pas awal2 sich dimulai dengan banyak hal konyol yang menurut saya komedi garing banget… tapi ini film barat bukan film indonesia….. lalu di film ini banyak sekali scene yg diambil dari film lain…. seperti spiderman…. membuat film ini koq terasa basi…. tapi menurut saya film ini sangat cocok buat orang yg suka sekali dengan tokoh2 superhero…. yah bisa tambah2 koleksi lah 😀 hehehe… tapi tidak cocok buat saya 🙂 ok biar gak osa panjang lebar.. saya mulai resensi filmnya 🙂 Rick Riker (Drake Bell) yang sering dikerjain teman-teman sekolahnya tiba-tiba memiliki kekuatan super setelah ia digigit oleh seekor capung yang termutasi saat ia dan kawan-kawannya mengunjungi sebuah perusahaan kimia. Rick lalu memutuskan untuk menggunakan kekuatannya untuk menumpas kejahatan dan berganti identitas menjadi The Dragonfly atau Si Capung.
Di saat yang sama, Lou Landers (Christopher McDonald) yang jahat juga mendapatkan ‘anugerah’ kekuatan super akibat eksperimennya yang berantakan. Lou berencana memanfaatkan kekuatannya untuk menjadi kekal. Lou yang berubah menjadi The Hourglass atau Si Jam Pasir lalu mulai mengambil roh orang-orang tak bersalah untuk mencapai tujuannya.Mau tak mau Rick atau The Dragonfly harus menghadapi The Hourglass yang berencana melakukan pembunuhan massal untuk mengambil roh mereka. Rick bahkan harus kehilangan bibinya karena ulah The Hourglass ini.
Sebenarnya ide film ini bukanlah ide baru. Film-film parodi seperti SCARRY MOVIE, HOT SHOT dan NAKED GUN juga mengusung tema yang sama, menertawakan film-film lain. Dan mungkin titik keunggulan film ini adalah dari ide dasarnya itu. Jangan berharap untuk menemukan humor-humor segar dalam film ini. Kelucuan yang ada sebenarnya sudah ada dalam film-film lain yang juga bergenre film humor. Namun yang membuat film-film semacam ini masih laku mungkin adalah usaha menampilkan lelucon yang digali dari ‘sumber’ yang sebenarnya sama sekali tidak lucu.
Misalnya saja parodi dari adegan film SPIDER-MAN yang dalam film aslinya jauh dari kesan lucu di sini dilihat dari sisi lain dan ditampilkan sebagai sebuah bahan tertawaan. Yang patut diacungi jempol mungkin adalah ‘kenakalan’ sang sutradara dan penulis naskah untuk mampu melihat sebuah film ‘serius’ dari ‘sisi lain’. Humor-humor yang disajikan di sini bisa dibilang lebih cenderung ke humor fisik yang sering kali dianggap humor kelas rendahan dan tidak intelektual. Dengan kata lain, untuk memahami film ini tak diperlukan kecerdasan atau cita rasa tinggi. Bila Anda bermaksud melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan, bisa jadi film ini pas buat Anda. Namun Anda juga harus ingat bahwa film-film seperti ini kadang berisi muatan yang sedikit menyinggung perasaan beberapa orang.
Hehe..bgs ni felem kayanya.. blum sempet nonton nih 😉
enga juga ah… biasa aja… malah tak rasa terlalu jiplak dari film2 lain.. dan di rangkum jadi 1