Asterix at The Olympic Games
Wah…. buruan nonton film ini deh…. lucu banget… ngakak saya nontonnya 😀 habis nya gaya2 karakternya sangat unik 😀 hehehehe…… Berikut resensi filmnya 🙂 Mau tak mau Astérix (Clovis Cornillac) dan Obélix (Gérard Depardieu) harus mengikuti Olimpiade dan memboyong medali emas jika mereka ingin membantu teman mereka Alafolix (Stéphane Rousseau) yang bermaksud menikahi Putri Irina (Vanessa Hessler). Walaupun Alafolix dan Irina saling mencintai, namun itu tidaklah cukup karena pada saat yang sama, Brutus (Benoît Poelvoorde), putra Julius Caesar (Alain Delon), juga menginginkan Irina untuk menjadi pendampingnya. Satu-satunya cara, Brutus dan Alafolix harus mengikuti Olimpiade dan membuktikan bahwa dirinya lah yang paling pantas menjadi suami sang putri. Meskipun awalnya Brutus mengikuti Olimpiade dengan maksud merebut hati Irina, namun ternyata ia juga punya rencana lain. Brutus bermaksud untuk menyingkirkan ayahnya Julius Caesar dan mengambil alih tahta Romawi dari tangan ayah angkatnya ini. Mau tak mau, Alafolix, Astérix dan Obélix yang semula ingin memenangkan Olimpiade untuk membantu Alafolix mendapatkan idaman hatinya harus terjebak di tengah-tengah intrik yang dilakukan Brutus. Belum lagi rencana semula yang seolah mudah ternyata harus berubah total. Alafolix, Astérix dan Obélix tak diijinkan menggunakan ramuan ajaib buatan sang dukun Getafix (Jean-Pierre Cassel) lantaran dianggap doping.
Film ini diadaptasi secara lepas dari komik karya René Goscinny dan Albert Uderzo. Sang sutradara Frédéric Forestier dan Thomas Langmann memutuskan untuk sedikit mengubah jalan cerita mungkin dengan maksud agar cerita ini lebih menarik dari cerita aslinya. Dalam komiknya, tidak ada sub-plot perebutan tahta Romawi antara Brutus dan Julius Caesar. Sementara tujuan Astérix dan Obélix mengikuti Olimpiade adalah untuk membuktikan bahwa mereka bisa lebih baik daripada orang Romawi dan Yunani dan bukan untuk menolong Alafolix. Alafolix dan Irina ini bahkan tidak pernah ada dalam kisah aslinya. Dari sisi cerita, penambahan sub-plot ini jadi berkesan mengesampingkan tokoh utama kisah ini. Astérix dan Obélix dalam film ini seolah bukan lagi tokoh utama. Malah ada kesan bahwa yang jadi sentral dari cerita film ini justru adalah Brutus. Meskipun terkesan bahwa tokoh Astérix dan Obélix bukanlah tokoh sentral, namun akting Clovis Cornillac dan Gérard Depardieu tidak bisa dianggap enteng. Gérard Depardieu mungkin tak terlalu mengalami kesulitan mengingat ini adalah ketiga kalinya ia memerankan tokoh yang sama. Sementara Clovis Cornillac yang baru kali ini mendapat peran sebagai Astérix justru terlihat pas membawakan peran ini. Mungkin yang paling menonjol dari film ini adalah setting yang memikat mata. Visualisasi dari film ini mampu menerjemahkan penggambaran dalam versi komiknya. Untuk sebuah hiburan, film ini layak untuk ditonton.
About Author
Ahmandonk
Apa ada nya itu lebih baik dari ada apanya :) Back to Basic aja deh... biarlah orang yg menilai tentang diri saya.... dari pada saya menilai diri sendiri dengan melebih-lebihkan yang ada... Saya suka nongkrong di depan komputer setiap jam nya :D jadi jgn aneh kalo setiap ketemu ama sama saya, selalu ada komputer di samping :D hehehehe.... uda cinta mati kaya nya :P hehehe... Ehm... Nanti tau sendiri koq.... (^^') yang pasti saya bukan penjahat ;) hehehhe..... mmm.. tebak aja dech!! :D