Inspektur Quentin Conners (Jason Statham), secara tidak sengaja telah menembak mati seorang penjahat beserta sanderanya saat bertugas menangani sebuah kasus kejahatan. Peristiwa yang terjadi di malam saat badai itu langsung mendapat sorotan media yang membuat Quentin langsung diskors. Quentin disalahkan atas kematian sandera wanita yang tertembak secara tidak sengaja itu. Dua bulan kemudian, terjadi peristiwa penyanderaan lagi di sebuah Bank. Saat polisi mengepung tempat kejadian perkara, lima orang pelaku perampokan tersebut menyandera para karyawan dan nasabah bank tersebut. Lorenz (Wesley Snipes) yang memimpin perampokan hanya mau bernegosiasi dengan Quentin yang saat itu sedang dalam masa skors. Karena keadaan yang genting, pihak kepolisian langsung mencabut masa skors Quentin dan menugaskannya di tempat kejadian perkara. Kali ini Quentin dipasangkan dengan seorang polisi muda bernama Shane Dekker (Ryan Phillippe). Dalam peristiwa penyanderaan itu Lorenz berhasil lolos setelah mengalihkan perhatian dengan ledakan bom yang membuat panik orang-orang di sekitar bank. Ternyata Lorenz memang tak bermaksud mengorbankan sandera dalam peristiwa perampokan tersebut. Semua sandera dilepaskan dalam keadaan selamat sementara Lorenz dan kawan-kawannya lolos dengan cara membaur dengan para sandera. Belakangan diketahui ternyata perampokan itu bukanlah perampokan biasa. Lorenz tidak membawa lari uang tunai yang ada saat itu. Ia menggunakan cara yang lebih rumit lagi. Lorenz berhasil membobol sistem komputer bank dan mencuri US$100 dari 10 juta rekening yang ada di bank tersebut. Artinya Lorenz dan kawan-kawannya berhasil melarikan US$1 milyar tanpa kesulitan sedikit pun.
Karena dari awal penugasan, Quentin tidak pernah menyukai Shane, Quentin pun berusaha selalu menghindari Shane dan melakukan penyelidikan sendiri. Setelah menyelidiki kasus itu secara terpisah, keduanya lalu sampai pada kesimpulan yang bertolak belakang. Quentin yakin bahwa kasus perampokan ini ada hubungannya dengan peristiwa penembakan yang membuatnya diskors. Sementara, Shane yang menjadi mitra tugasnya memiliki teori bahwa di dalam kekacauan yang terjadi, pasti ada satu skenario yang menghubungkannya. Shane melihat kasus ini dari ajaran Budha dan teori Chaos yang selama ini dipelajari nya. Permusuhan Quentin dan Shane ternyata tak berumur lama. Seiring penyelidikan yang mereka lakukan, keduanya mulai belajar untuk saling menghargai dan menghormati. Dengan menggabungkan dua kesimpulan yang berbeda tadi, keduanya lalu menarik satu teori bahwa mereka berdua sedang dipermainkan oleh satu tokoh yang membuat skenario dari tindak kejahatan yang sedang diselidiki dua detektif ini. Film laga besutan sutradara Tony Giglio ini dirilis Capitol Films tahun lalu. Film ini menceritakan bagaimana 2 buah kejahatan yang seolah terjadi tanpa ada kaitan ternyata memiliki satu hubungan yang kuat. Dikemas dalam alur yang berbelok-belok, film ini jadi satu film laga yang agak sukar untuk dicerna. Walaupun bukan suatu ide segar, namun ending yang tak terduga ini lumayan membuat orang jadi terkecoh. Tony Giglio agaknya ingin membuat film action yang memiliki ‘cerita’ dan bukan sekedar adegan baku tembak dan ledakan bom. Sayangnya permainan Jason Statham yang dipasang sebagai peran utama malah kalah cemerlang dengan Wesley Snipes dan Ryan Phillippe.