Vega yang mengasuh acara mingguan tentang masalah percintaan dan hubungan antara pria dan wanita bertajuk “From Bandung With Love”, akhirnya mendapat ide untuk materi siaran berikutnya. Vega berniat membahas masalah perselingkuhan dan kesetiaan dalam siarannya minggu mendatang. Vega kemudian memutuskan untuk mendekati dan mengamati Ryan, creative director di biro iklan tempatnya magang untuk mendapatkan fakta dan data, dari sisi lelaki. Memilih Ryan dirasa sungguh tepat, sebab lelaki ini terkenal playboy. Vega memanfaatkan waktu seminggu menjelang siaran untuk mendekati Ryan, untuk mencari tahu dari sisi lelaki yang tidak setia. Apa pun bisa terjadi dalam 6 hari. Seperti dialami Vega. Dalam proses pendekatan dan pengamatan diam-diam tingkah Ryan, Vega malah terjebak dalam lingkaran perasaan. Dia jatuh cinta kepada Ryan. Sebagai playboy, Ryan memang mempunyai jurus-jurus jitu menaklukkan perempuan. Ryan seperti tahu betul apa yang dibutuhkannya sebagai perempuan. Dan sialnya itu tidak ada dalam diri Dion pacar Vega. Lelaki lugu dan bisa disebut naïf. Konvensional dalam bercinta. Apa pun bisa terjadi dalam 6 hari. Ketika Vega menyadari posisinya, dia harus bersikap. Tapi menjadi dilematis, karena apa yang dilakukannya dengan Ryan diketahui Dion. Akhirnya, siapakah yang Vega pilih, Ryan yang tahu benar memperlakukan seorang wanita atau Dion yang sebaliknya? Film ini mampu menghadirkan sudut pandang lain mengenai perselingkuhan. Umumnya perselingkuhan dihadirkan melalui sudut pandang perempuan sebagai korban. Namun kali ini, film garapan Henry Adianto menampilkan perempuan sebagai pelakunya. Karakter Vega pun mampu menggambarkan wanita pada umumnya, yang suka dirayu dan tak tahan pada godaan ‘buaya darat’. Meski terdapat sedikit kekurangan dari segi teknis, namun cara bertutur yang ringan serta mudah ditebak, film ini mungkin bisa jadi selingan hiburan ringan bersama pasangan.