Hati Nadia sedikit terusik dengan kehadiran Bambang (Tora Sudiro), pria desa yang lugu, bersahaja, dan selalu tulus dalam melakukan segala hal. Bambang adalah karyawan administrasi di kantornya yang berasal dari desa terpencil di Yogyakarta. Awalnya Bambang datang ke kota dengan harapan dapat menjadi seorang penulis. Namun akhirnya dia hanya menjadi pegawai administrasi rendahan. Ketulusan Bambang mampu menyentuh hati Nadia. Sayangnya Nadia yang angkuh dan tertutup itu selalu menganggap dirinya atasan yang harus selalu dihormati merasa gengsi mengungkapkan isi hatinya. Nabila mencium gelagat Nadia dan mendukung sepenuhnya agar Nadia mengungkapkan perasaannya pada Bambang. Meski demikian, terbersit sedikit kekhawatiran dalam diri Nadia bahwa Bambang adalah tipe pria yang sama dengan Dave (Tukul Arwana), suami Nabila, yang dulunya juga pria lugu dan ndeso tetapi berkat dukungan Nabila, akhirnya kaya mendadak dan kini kelakuannya berubah total menjadi pria tengil dan genit. Sayang saat Nadia telah menemukan keberanian dirinya untuk mengungkapkan isi hati pada Bambang, tiba-tiba Bambang datang menghadap untuk pinjam uang. Bambang bermaksud mengawini tetangganya yang dihamili oleh Tresno (Dwi Sasono), kakaknya. Jelas rencana itu membuat Nadia sangat terkejut.
Lantas, bagaimana nasib cinta Nadia. Akankah ini suatu hal yang mengakhiri rasa cintanya pada Bambang? Akankah kali ini cintanya gagal lagi? Film ini merupakan debut sutradara Guntur Soeharjanto di layar lebar. Saat menontonnya, mau tak mau ingatan akan melayang ke FTV UJANG PANTRI. Bagaimanapun juga sutradaranya sama sih. Meski demikian, film ini tetap menarik untuk ditonton. Banyak adegan lucu yang sayang untuk dilewatkan, juga dialog dan sentilan-sentilan yang cukup mengena. Kehadiran dua pelawak, Tarsan dan Tukul juga mampu membangkitkan tawa dengan guyonan ala Srimulat mereka. Budaya Jawa pun kental terasa. Seperti mitos-mitos Jawa yang berkaitan dengan perjodohan dan rumah tangga. Sayangnya Tora sebagai tokoh utama tak bisa melepaskan “label” Ekstravaganza saat memerankan Bambang. Begitu juga dengan alur cerita yang terasa dipaksakan agar nyambung. Dengan alur cerita yang sangat sederhana mengalir, ada baiknya saat menonton film ini Anda tak berpikir, agar segala kelucuan bisa tercurah menjadi tawa lepas.