The Haunting in Connecticut

Sara (Virginia Madsen) dan Peter Campbell (Martin Donovan) terpaksa harus pindah ke Connecticut sejak putra mereka Matt (Kyle Gallner) didiagnosa menderita kanker. Ini terpaksa mereka lakukan karena mereka harus selalu dekat dengan tempat Matt dirawat.

Saat mereka memasuki rumah baru mereka, Matt mulai merasa terganggu dengan beberapa kejadian aneh yang sering terjadi di rumah baru mereka ini. Setelah mereka mencari tahu, ternyata rumah baru keluarga Campbell ini dulunya adalah sebuah kamar mayat.

Karena ketakutan, Sara kemudian meminta bantuan pada seorang pemuka agama bernama Nicholas Popescu (Elias Koteas). Setelah dilakukan sebuah ritual pengusiran roh jahat, untuk beberapa waktu keadaan rumah keluarga Campbell sedikit tenang. Namun itu tak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian kondisi Matt tiba-tiba memburuk dan nyawa seluruh keluarga Cambell berada di ujung tanduk.

Film horor dengan latar belakang supranatural ini adalah hasil arahan sutradara Peter Cornwell yang diadaptasi dari sebuah kisah nyata yang sempat ditulis dalam sebuah buku. Memang tak bisa dikatakan kalau THE HAUNTING IN CONNECTICUT ini adalah kisah nyata karena sang penulis naskah dan sutradara hanya mengambil cerita dasarnya saja dan mengolahnya menjadi sebuah film yang layak ditonton.

Sebagai sebuah tontonan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti pemirsa, THE HAUNTING IN CONNECTICUT ini lumayan efektif tapi sepertinya Peter Cornwell masih terikat pada pakem-pakem kejutan yang biasanya ada pad film horor. Artinya, unsur suspense atau ketegangan dibangun dari serangkaian kejutan-kejutan tadi dan bukannya dari permainan timing atau alur cerita yang dibuat semakin meninggi. Untuk kelas film berbau supranatural, sepertinya THE SIXTH SENSE sepertinya masih lebih bagus.

Keadaan jadi lebih buruk karena akting para pemerannya bisa dibilang pas-pasan. Agak janggal memang karena paling tidak ada dua nama besar dalam film ini, Virginia Madsen dan Elias Koteas yang biasanya bermain lebih bagus. Hanya ada dua kemungkinan sampai terjadi seperti ini: naskah yang tidak mengizinkan mereka mengeksplorasi karakter atau sang sutradara yang kurang jeli mengarahkan para pemainnya.

Source: KapanLagi

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *