Surrogates

surrogates-posterDi masa depan, orang tak lagi senang berinteraksi dengan sesama manusia. Sebagai gantinya, mereka menggunakan robot yang mewakili mereka untuk saling berhubungan dengan manusia lain. Orang memilih tinggal di rumah sementara robot mereka yang bekerja menggantikan mereka. Tentu saja tak semua orang senang dengan budaya baru ini.

Suatu ketika, terjadi kasus pembunuhan terhadap seorang mahasiswa yang juga adalah penemu dari robot yang menggantikan fungsi manusia ini. Seorang polisi yang diperankan oleh Bruce Willis mengambil tugas untuk menyelidiki kasus pembunuhan misterius ini, tentu saja dengan menggunakan robot yang mewakili tugasnya sebagai polisi.

Namun saat kasus ini mulai menjadi semakin pelik, polisi ini mulai menemukan satu teori bahwa satu-satunya cara menemukan sang pembunuh adalah dengan menghadapi sendiri kasus ini tanpa bantuan robot. Ia pun kemudian meminta bantuan dari polisi lain yang diperankan oleh Radha Mitchell. Kini kedua polisi ini harus benar-benar turun ke jalan, sesuatu yang telah lama mereka tinggalkan, untuk membongkar kasus kejahatan ini.

Ada sindiran yang cukup mengena saat menonton film karya sutradara Jonathan Mostow ini. Di zaman ketika segala sesuatu sudah terkait dengan internet seperti sekarang ini, kehidupan virtual mungkin sudah tidak asing lagi. Anda bisa jadi segala yang Anda inginkan di kehidupan yang tidak nyata ini. Tapi meski tidak nyata, toh itu tidak menghalangi orang datang berbondong-bondong menjadi bagian dari dunia virtual ini.

Walaupun tidak bisa dibilang sebuah ide yang benar-benar fresh, tapi SURROGATES masih mampu melepaskan diri dari belenggu kesamaan tema film-film fiksi ilmiah yang berkisah tentang kemajuan teknologi yang akhirnya memperbudak manusia dengan cara yang sangat literal. Alih-alih mengikuti tren ini, SURROGATES malah bermain di lahan psikologis manusia itu sendiri. Manusia jadi membenci dirinya sendiri dan lebih suka berinteraksi dengan ‘avatar’ yang mewakili diri mereka.

Soal akting, Bruce Willis memang tak perlu diragukan lagi. Penghayatannya pada karakter yang ia perankan terlihat realistis, atau barangkali karena karakter yang sama juga telah ia perankan dalam film-film sebelumnya dan yang satu ini bukanlah tantangan berat buat aktor ini. Yang jelas tak ada masalah yang terlalu mengganggu dalam soal akting meski beberapa peran pembantu sepertinya tidak mampu mengimbangi Bruce. Kalaupun ada sedikit ganjalan mungkin adalah penuangan ide cerita yang kurang matang. Ada titik-titik tertentu di mana alur cerita jadi sedikit kurang tergarap.

Terlepas dari itu semua, pertanyaan yang muncul akhirnya adalah, apakah Anda lebih suka terwakili bentuk ideal yang tak nyata atau justru malah memilih menjadi diri Anda sendiri?

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *