The Shinjuku Incident

film20611Cinta membawa seorang teknisi traktor dari China bernama Steelhead (Jackie Chan) berangkat ke Jepang. Steelhead bermaksud mencari Xiu Xiu (Jinglei Xu), kekasihnya yang tiba-tiba saja menghilang tanpa ada kabar. Sesampainya di Jepang, Steelhead harus menanggung rasa kecewa karena yang ia dapati tidaklah seperti yang ia harapkan.

Ketika tiba di sana, Steelhead baru sadar bahwa para pendatang gelap dari China yang ada di negeri itu hidup tersisih dari masyarakat Jepang pada umumnya. Mereka hidup dalam persembunyian karena takut akan tertangkap dan dipulangkan kembali ke China. Karena tak ada pilihan lain, Steelhead terpaksa harus bertahan hidup di Shinjuku dengan bekerja menjadi pekerja kasar.

Tak lama berselang, Steelhead berhasil menemukan Xiu Xiu namun sayangnya tak seperti yang ia harapkan. Xiu Xiu ternyata sudah berganti nama dan akan segera menikah dengan Eguichi (Masaya Kato) yang akan segera menjadi pemimpin Yakuza di daerah itu.

Kenyataan ini tak membuat niat Steelhead surut. Ia kemudian berusaha mendekati Eguichi dan dengan segera mendapatkan kepercayaan dari pria Jepang ini. Dan karena bantuan Steelhead juga, Eguichi akhirnya berhasil menyingkirkan saingan beratnya dan memegang kekuasaan sebagai pemimpin Yakuza. Sebagai ucapan rasa terima kasih, Eguichi menganugerahkan wilayah Shinjuku untuk Steelhead.

Ternyata semakin lama Steelhead bersama Eguichi, makin sulit juga buat Steelhead untuk meninggalkan dunia kejahatan. Berbagai kemudahan yang ia dapat sejak ia bersama Eguichi makin membuatnya terjerumus ke dunia kejahatan Jepang.

Sepertinya dalam film berjudul SHINJUKU INCIDENT ini Jackie Chan mencoba melepaskan diri dari trademark jago kung fu yang sejak tahun 1976. Buktinya, meski masih ada beberapa adegan yang melibatkan Jackie dalam pertarungan, tapi kesannya ia adalah seorang petarung jalanan dan bukannya jago kung fu. Sebenarnya ini sah-sah saja namun citra yang sudah kuat itu sebenarnya tak bisa dihilangkan begitu saja hanya dengan sebuah film, kecuali jika film ini punya kekuatan yang sanggup mengubah image yang sudah melekat di benak para fans.

Dari sisi akting, Jackie Chan memang bukan orang baru di depan kamera. Dengan track record selama hampir 40 tahun, jelas ia tak punya masalah dengan interpretasi naskah ke dalam bentuk gerak, mimik dan intonasi. Apalagi dengan ide cerita yang sangat Asia seperti ini, jelas tak ada masalah yang cukup serius. Celakanya, usaha keras Jackie Chan ini tak diimbangi oleh ide cerita yang original. Akibatnya, tak ada yang membuat film ini bakal dikenang orang dan menjadi titik balik buat Jackie Chan.

Melihat film ini, seolah tak ada bedanya dengan melihat film Hong Kong di tahun 80-an yang didominasi oleh ide cerita menguak kehidupan dunia kejahatan di Hong Kong. Untuk sekedar mengenang kejayaan film Hong Kong di Indonesia, film ini boleh dijadikan salah satu pilihan, tapi tidak jika Anda mengharapkan sesuatu yang spektakuler dari sosok Jackie Chan.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *