Asmara Dua Diana

Asmara Dua DianaKemarin malam saya nonton Asmara Dua Diana di Cilandak Town Square 21….. denger2 sich film ini seru.. jadi pengen nonton… tapi setelah nonton, koq rasa nya filem ini agak menggantung yah ending nya ?? jadi serasa nonton yg terputus tiba-tiba….. untuk masalah kualitas gambar, saya gak comment… tapi untuk jalan cerita… wih… no recommended….. tapi kalo emank mo nonton film komedi ringan.. film ini cocok koq… tapi saya rasa gak semua orang bisa ketawa atau terhibur menonton film ini… ok tidak berpanjang lebar, kita ikuti resensi film dari Asmara Dua Diana.

Asmara (Jamie Aditya) bisa jadi adalah pria yang paling beruntung. Ia menikahi Diana Wulandari (Luna Maya) yang cantik dan juga merupakan anak tunggal seorang pengusaha travel kaya di Jakarta. Sayangnya, Asmara punya satu ‘penyakit’ yang bakal membuatnya tertimpa banyak kesialan.

Sejak menikah dengan Diana Wulandari, Asmara diserahi perusahaan oleh mertuanya. Warisan pun terbentang di depan mata. Masa depan Asmara jelas akan cerah. Semuanya berjalan lancar hingga Asmara yang supel dan baik mulai terpikat seorang wanita bernama Diana Dwiyana (Aura Kasih) yang seksi dan mempesona. Dari beberapa kali kencan rahasia, Diana Dwiyana pun mengaku hamil dan meminta pertanggungjawaban Asmara. Permintaan ini sulit ditolak karena Diana Dwiyana adalah adik dari seorang kolonel yang tak ragu berbuat kasar jika ada yang mengganggu keluarganya. Di sisi lain, Asmara juga tak mungkin meninggalkan istrinya karena jaminan masa depannya ada di sana.

Masalah bertambah rumit ketika Diana Wulandari, istri Asmara, ternyata juga hamil. Kehamilan ini jelas disambut dengan gembira oleh seluruh keluarga. Bahkan, saking bahagianya, ayah Diana Wulandari malah memberikan perusahaan baru buat Asmara. Di saat yang sama, Diana Dwiyana yang mulai hilang kesabaran mengancam akan memberi tahu istri Asmara tentang hubungan mereka. Panik, Asmara pun mulai terpikir untuk menghabisi nyawa Diana Dwiyana dengan cara menyewa seorang pembunuh bayaran.

Ternyata ini pun tak mendatangkan ketenangan batin buat Asmara yang semakin resah. Dalam kekalutan, Asmara memutuskan untuk pergi menghilang. Dalam pelarian ini Asmara kemudian bertemu dengan seorang preman yang baru saja bebas dari penjara. Dari preman ini Asmara mendapat pencerahan. Menurut sang preman, tempat paling aman di dunia adalah di dalam penjara. Di dalam penjara tak ada orang yang dapat menyentuh Asmara.

Dari hasil diskusi inilah Asmara kemudian mendapat gagasan cerdas untuk menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara. Maka mulailah Asmara mencari-cari masalah agar bisa dijebloskan ke balik tirai besi. Usaha ini sukses. Asmara pun harus menjalani hukuman di dalam penjara. Sayangnya, masa hukuman ini tak cukup panjang sehingga Asmara, lagi-lagi, harus mencari cara untuk kembali ke dalam penjara.

Saking giatnya usaha Asmara, para sipir mulai dibuat bosan dan jengkel dengan ulah narapidana terlalu sering keluar masuk bui ini. Tapi semangat Asmara tak pernah surut, ia bahkan mulai membangun bisnis di dalam penjara ini dan menjadi narapidana favorit di sana. Tapi sampai kapan Asmara bisa merasakan kebahagiaan di tempat yang seharusnya menjadi kurungan bagi dirinya?

One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *