Tulalit

Kemarin malam saya sebener nya gak ada rencana khusus buat nonton film ini… setelah toko bokap tutup jam 20.00 malam, saya lgs pulang dan mampir makan bentar baru ke cibubur junction buat cdm dan ke atm…. tapi berhubung waktu nya pas banget… yah saya nonton film ini dulu baru ke cdm….. pertama saya seneng banget bisa nonton film buatan maxima picture yg memang kualitas gambar nya bagus.. jadi kita sendiri yg nonton gak kecewa di awal nonton…. seperti judul nya… film tulalit ini bener2 tulalit deh jalan cerita nya… kadang komedi nya garing banget…. ok kita mulai resensi film nya 🙂 Maxima Pictures, rumah produksi yang kerap menghadirkan film romantis dan horor kini ikut nimbrung di komedi. Film yang disutradarai oleh Saptadji ini mengisahkan perjuangan pemuda kocak yang berusaha membuktikan dirinya bukan gay.

Diceritakan, Edric (Edric Chandra), pemuda yang kocak, bersahabat dengan beberapa pemuda konyol macam Ari (Arie Untung), Budi (Budi Andung), dan Yadi (Yadi Sembako). Mama Edric, Mer (Meriam Belina), mengira anaknya gay, karena kerap memergoki Edric melakukan hal-hal aneh. Mer selalu berharap anaknya menjadi pria sejati dan menikahi seorang perempuan. Tak ingin mengecewakan ibunya, Edric akhirnya mengaku kalau dia sudah punya pacar. Atas saran Ari, Edric mengambil foto seorang model dari majalah dan memperlihatkan pada Mer. Bangga anaknya mempunyai kekasih seorang model, Mer minta segera dipertemukan. Cerita beralih ke Sarifah (Shareefa Daanish), seorang foto model yang dijodohkan ayahnya, Robby (Robby Tumewu) dengan saudagar kaya Daus Costner (Daus Sparo). Sayangnya, Daus telah memiliki istri (Pretty Asmara). Daus begitu ngebet ingin memperistri Sarifah.

Tanpa sengaja, Edric bertemu dengan Sarifah, hingga akhirnya mereka berteman. Beberapa kejadian membuat Mer salah sangka. Penasaran dengan Sarifah, Mer berusaha mencari tahu sampai mendatangi rumahnya. Sial, Mer bertemu dengan Robby, musuhnya sejak dari SMA. Bagaimana kisah akhir Edric dan Sarifah? Benarkah Edric memang gay?

Film yang diproduseri oleh Chandra Lie ini lumayan berhasil mencapai tujuannya, yaitu mengocok perut penonton. Sayang, pemeran tokoh utama, Edric Chandra malah tak berhasil membangun suasana kocak. Justru para pendukung seperti Kiwil, Daus, dan Meriam Belina yang berhasil membuat penonton terpingkal. Cerita yang berjalan lambat dan tidak adanya titik klimaks membuat film ini sedikit membosankan.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *